Tunarungu atau lebih dikenal sebagai gangguan pendengaran, merupakan kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mendengar. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, dari berbagai usia, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam dunia medis, tunarungu adalah istilah untuk menggambarkan keterbatasan dari sebuah fungsi, tuna berarti rusak dan rungu berarti pendengaran.

Namun tidak semua orang dengan disabilitas pendengaran menggunakan istilah tunarungu. Bagi sebagian kelompok, terminologi ini tidaklah menggambarkan keadaan mereka yang sesungguhnya. Sehingga, penyandang disabilitas pendengaran lebih suka disebut Tuli atau Teman Tuli. Tuli merupakan istilah budaya atau cara berkomunikasi yang berbeda, juga sebagai akar kata Bahasa Indonesia yang merefleksikan berbagai jenis keadaan seseorang dan tidak terbatas pada kemampuan bicara saja. Sedangkan menurut beberapa kelompok penyandang disabilitas pendengaran, terminologi tunarungu dianggap sebagai keterbatasan fisik dalam mendengar sekaligus berbicara.

Tuli tidak lagi dipersepsikan sebagai kata sifat ataupun hak personifikasi yang merujuk pada subjek orang atau benda dalam terminologi ini. Istilah tuli sering kali lebih disukai oleh penderita tunarungu karena alasan budaya dan identitas. Berikut penjelasannya:

1. Identitas budaya

Komunitas tuli sering kali memiliki budaya, Bahasa (seperti Bahasa isyarat) dan identitas yang unik. Mereka lebih suka disebut tuli karena itu menggambarkan mereka sebagai bagian dari komunitas yang memiliki cara komunikasi dan interaksi sosial yang khas. Tak hanya itu, istilah tunarungu cenderung dianggap lebih medikal dan mengacu pada kekurangan atau defisit, sementara tuli lebih menginterpretasikan identitas dan budaya mereka tanpa stigma medis.

2. Penghargaan terhadap Bahasa isyarat

Bahasa Isyarat adalah bagian penting dari identitas komunitas tuli. Dengan menggunakan istilah tuli mereka menegaskan bahwa bahasa isyarat mereka sama pentingnya dengan bahasa lisan dalam masyarakat umum.

3. Perspektif positif

Banyak orang tuli merasa bahwa istilah tuli lebih positif dan memberdayakan. Mereka melihat ketulian bukan sebagai kekurangan tetapi sebagai perbedaan yang berharga dan unik. Kemudian penggunaan istilah tunarungu kadang-kadang dikaitkan dengan pandangan medis yang menekankan pada perbaikan atau penyembuhan, sementara banyak orang tuli lebih memilih pendekatan yang menerima dan menghormati keberagaman.

4. Kesadaran dan hak asasi

Dalam gerakan hak-hak disabilitas, penggunaan istilah yang diinginkan oleh komunitas itu sendiri adalah bentuk penghormatan terhadap hak mereka untuk mendefinisikan identitas mereka sendiri. Dengan menghormati preferensi istilah tuli, masyarakat lebih mendukung hak-hak dan penghargaan terhadap komunitas tersebut.

Dengan alasan-alasan ini, banyak orang tuli lebih memilih istilah "tuli" karena itu lebih mencerminkan identitas mereka secara positif dan menghormati budaya serta bahasa mereka. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimana pun dan kapan pun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.