Osteoporosis merupakan penyakit terdapat pada tulang yang perlahan-lahan kehilangan kepadatannya. Dampaknya, tulang akan menjadi lemah dan rentan terjadi fraktur (patah tulang). Osteoporosis jarang memunculkan gejalanya dan baru diketahui saat penderitanya terjatuh atau mengalami cedera yang Osteoporosis kerap menjadi penyebab fraktur pada panggul, tulang belakang dan pergelangan tangan.

Osteoporosis tidak memandang usia, karena bisa saja dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa. Akan tetapi, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita usia senja, atau wanita yang telah memasuki masa menopause. Karena kadar esterogen yang berkurang seiring bertambahnya usia, kerap menjadi penyebab umum terjadinya osteoporosis.

Gejala osteoporosis

Penderita osteoporosis mayoritas tidak merasakan gejala apapun hingga penderitanya mengalami kecelakaan atau cedera yang menyebabkan patah tulang, maka dari itu, osteoporosis disebut juga sebagai penyakit sunyi atau silent desease.

Akan tetapi, karena berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa saja mengalami gejala berikut:

·Postur badan membungkuk

·Mudah mengalami patah tulang, meskipun hanya mengalami benturan ringan

·Nyeri punggung, umumnya diakibatkan karena mengalami patah tulang belakang

·Tinggi badan berkurang

Berkurangnya kepadatan tulang dapat disebabkan karena menurunnya kemampua tubuh untuk meregenerasi tulang yang akan mengakibatkan osteoporosis. Pada umumnya, kemampuan regenerasi ini akan menurun ketika memasuki usia 35 tahun. Di sisi lain, terdapat beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, yaitu:

·Faktor keturunan (memiliki keluarga dengan riwayat osteoporosis)

·Kekurangan asupan vitamin D dan kalsium

·Berjenis kelamin wanita (terutama setelah menopause)

·Mengalami gangguan hormonal dan penyakit tertentu, (seperti penyakit crohn atau malabsorbsi)

·Mengonsumsi obat kortikosteroid dalam waktu yang lama

·Kecanduan alkohol

·Merokok

Dalam mendiagnosis penyakit ini, dokter akan bertanya perihal gejala, keluhan, riwayat kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Namun, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu bila pasien cedera atau disinyalir mengalami fraktur. Kemudian dokter baru akan melakukan Rontgen atau CT scan guna mengetahui lebih jelas kondisi tulang yang patah.

Dalam mengetahui risiko pasien yang mengalami patah tulang dan untuk memastikan osteoporosis, dokter akan menggunakan dual energy X-Ray absorotiometri (DXA) untuk mengukur kepadatan tulang pasien (bone density testing).

Untuk mengobatinya, dokter akan melihat seberapa tingkat keparahan osteoporosis yang diderita pasien. Dokter akan memberikan obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang bila pasien menderita osteoporosis yang berisiko mengalami patah tulang. Obat tersebut dapat berupa bifosfonat, antibody monoclonal, terapi hormon, serta teriparatide dan abaloparatide bila diperlukan untuk meningkatkan kepadatan tulang. Dokter juga akan menyarankan untuk penderita osteoporosis, agar mengurangi aktivitas yang berisiko terjatuh atau cedera.

Dalam beberapa kondisi, osteoporosis sulit untuk dicegah. Akan tetapi, dengan berhenti merokok, tidak mengonsumsi alkohol, melakukan pemeriksaan rutin jika sudah menopause, rutin berolahraga dan mengonsumsi makana yang kaya akan kandungan vitamin D dan kalsium, dapat mengurangi risiko mengalami osteoporosis. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.