Dewasa ini, tidak sedikit terdengar bahwa terjadi kematian mendadak pada beberapa kasus dewasa saat aktivitas seperti biasa yang disebabkan oleh penyakit jantung. Sebenarnya, apakah penyakit jantung itu? Menurut dr. Dedi Wilson MCH Puar, Sp.A (K) penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk gangguan itu sendiri sangat beragam, mulai darigangguan pembuluh darah jantung, irama jantung, katup jantung, atau gangguan akibat bawaan lahir.
Tidak sedikit masyarakat yang belum memahami bahwa penyakit jantung juga dapat terjadi pada semua kelompok umur, termasuk pada anak-anak dan bayi. Adapun masalah jantung pada anak terdapat dua kelompok:
·Penyakit jantung bawaan, adalah kondisi terjadinya kelainan anatomi jantung yang terjadi sejak di dalam kandungan
·Penyakit jantung yang didapat merupakan penyakit jantung yang timbul setelah lahir, seperti penyakit jantung rematik, penyakit Kawasaki atau gangguan kontraktilitas jantung.
Dalam artikel kali ini dr. Dedi Wilson MCH Puar,Sp.A (K) atau yang akrab dipanggil dengan dokter Dedi juga menjelaskan lebih dalam mengenai penyakit jantung bawaan dari lahir. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kelainan anatomi dari jantung atau aliran darah melalui jantung yang terjadi sejak didalam kandungan. Bahkan di Indonesia kasus PJB ini mencapai antara 8 – 10 kejadian dari setiap 1000 kelahiran hidup.
Sejauh ini, penyebab PJB belum diketahui secara pasti. Tetapi berdasarkan penelitian, penyakit jantung bawaan pada anak diduga bersifat multifaktorial, yaitu melibatkan kerentanan genetik (bawaan) dan faktor lingkungan. Paparan rokok saat kehamilan (baik ibu perokok, perokok aktif maupun pasif), mengonsumsi obat-obatan tertentu, infeksi pada kehamilan, diabetes melitus, dan sindrom atau kelainan genetik tertentu, seperti sindrom down. Beberapa hak tersebut dilaporkan dapat berpontensi meningkatkan risiko kelainan jantung bawaan pada bayi.
Adapun gejala PJB pada anak sangat bergantung dari kondisi kelainannya itu sendiri. Bayi dengan kelainan jantung signifikan sejak usia dini dapat menunjukkan gejala seperti nafas cepat dan pendek-pendek atau cepat lelah pada saat menyusui yang ditandai dengan menyusu yang terputus-putus (interrupted feeding). Pada kelainan yang tidak signifikan seringkali hanya menunjukkan gejala yang minimal seperti berat badan yang sulit naik atau infeksi saluran nafas berulang, sehingga PJB kerap tidak terdeteksi hingga dewasa. Masalahnya, sering kali PJB tidak memberikan gejala atau tanda yang khas ketika bayi baru lahirkan, mengingat sirkulasi darah dan sistem pernapasan masih mengalami transisi dari kehidupan intrauterine ke periode pasca lahir. Untuk itu, perlu pemantauan yang cermat untuk mendeteksi adanya PJB pada anak.
Deteksi dan identifikasi PJB sangat penting, karena waktu yang tepat untuk tindakan pengobatan berbeda-beda menurut jenis dan berat-ringannya kelainan. Terdapat PJB yang memerlukan tindakan operasi atau intervensi kateter segera setelah lahir. Namun sebaliknya, terdapat tipe kelainan yang hanya memerlukan pemantauan hingga anak tumbuh dewasa.
Saat ini, hampir semua tipe PJB dapat dikoreksi, baik melalui tindakan operasi ataupun intervensi kateter (non-bedah). Rumah Sakit PELNI sudah memliki beragam fasilitas kesehatan serta alat alat kesehatan yang mampu mendukung dokter spesialis jantung anak dalam melakukan tindakan operatif maupun minimal invasive, sebagai dukungan pemberian terapi pada pasien-pasien jantung anak. Untuk Pendaftaran konsultasi dengan dokter dedi dapat menghubungi Klinik heritage RS PELNI 085711746700
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.
Oleh: Humas RS. PELNI