Human Immunodeficiency Virus atau yang lebih dikenal dengan HIV merupakan virus yang sangat berpotensi menimbulkan masalah serius pada seseorang yang terinfeksi. Saat virus HIV mulai masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh dan sel darah putih yang memiliki peran penting dalam menjaga sistem imun akan dirusak. Bila sel darah putih yang rusak semakin banyak, maka sistem kekebalan tubuh akan semakin melemah. Hingga saat ini, virus yang juga menjadi penyebab penyakit AIDS ini telah menewaskan hampir 33 jiwa penduduk dunia.

Walaupun HIV termasuk dalam kategori penyakit yang mematikan, HIV tetap memiliki tindakan yang dilakukan untuk mencegah terinfeksi penyakit tersebut. Salah satu langkah pencegahan HIV yang bisa dilakukan adalah pencegahan konsep “ABCDE”, yaitu:

A (Abstinence)

Tindakan pencegahan HIV yang paling tepat bagi yang belum menikah, adalah pantang melakukan hubungan seks diluar nikah.

B (Be Faithful)

Bila telah memiliki pasangan, bersikaplah setia terhadap pasangan. Dengan tidak melakukan perikalu berganti-ganti pasangan, adalah cara yang tepat untuk mencegah HIV.

C (Condom)

Seks aman dengan menggunakan kondom yang baru, dinilai aman untuk mencegah diri dari virus HIV melalui hubungan seksual.

D (Drug No)

Langkah pencegahan HIV selanjutnya adalah dengan menghindari penggunaan narkoba, terutama melalui jarum suntik. Di sisi lain, menghindari pemakaian jarum suntik secara bersama juga dapat melindungi diri dari infeksi virus hepatitis B.

E (Education)

Dapatkan informasi yang akurat perihal HIV, baik dari segi penularan, pencegahan hingga pengobatannya. Bila telah mengetahui informasi yang tepat tentang HIV, dapat membantu memproteksi diri dari infeksi virus tersebut.

Vaksin HIV

National Institute of Allergy and Infectius Desease (NIAID) yang masih bagian dari National Institutes of Health (NIH), telah meluncurkan uji klinis fase pertama dengan mengevaluasi tiga vaksin HIV eksperimental berdasarkan platform messenger RNA (mRNA). Penelitian yang disebut dengan HVTN 302 akan dilaksanakan oleh Jaringan Percobaan Vaksin HIV (HVTN) dengan berbasis di Pusat Penelitian Kanker Fren Hutchinson.

Cara kerja vaksin mRNA HIV, studi HVTN 302 akan melakukan pemeriksaan pada tiga vaksin mRNA HIV eksperimental, seperti BG505 MD39.3 mRNA, BG505 MD39.3 gp151 mRNA dan BG505 MD39.3 gp151 CD4KO mRNA. Penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi keamanan dan potensinya dalam induksi respons imun.

Vaksin mRNA bekerja dengan cara mengirimkan sepotong materi genetik yang dapat mempengaruhi tubuh untuk menghasilkan fragmen protein dari patogen target seperti virus, yang dapat dideteksi dan di kenali oleh sistem kekebalan tubuh. Kemudian bila suatu saat tubuh terinfeksi HIV, sistem imun dapat melawan patogen tersebut.

Tiga vaksin mRNA HIV diciptakan untuk memberikan protein lonjakan yang terdapat pada permukaan virus HIV, yang memungkinkan penyakit ini untuk masuk ke dalam sel manusia. Tiga vaksin tersebut memberi sinyal protein stabil yang berbeda, akan tetapi masih berkaitan. Vaksin HIV tersebut, tidak satupun dapat menyebabkan infeksi HIV.

Bagi orang yang memiliki risiko tinggi tertular HIV, namun terkontaminasi negatif, saat melakukan pemeriksaan dokter bisa saja memberikan obat pre-exposure prophylaxis (PrEP). Di sisi lain, sunat yang dilakukan oleh pria juga dapat mengurangi risiko infeksi HIV.

Bila telah didiagnosis positif HIV, wajib untuk memberi tahu pasangan agar turut melakukan tes HIV. Jika didiagnosis HIV pasa masa kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter perihal langkah penanganan selanjutnya, perencanaan persalinan dan cara agar mencegah penularan HIV ke janin.

Langkah darurat bila diduga baru terinfeksi HIV karena melakukan hubungan seks dengan penderita HIV adalah dengan melakukan konsultasi kesehatan dengan dokter terkait. Biasanya dokter akan memberikan resep obat PEP atau ­pre-exposure prophylaxis. Obat tersebut merupakan kombinasi dari tiga obat antiretroviral dengan tujuan mencegah pertumbuhan infeksi HIV di dalam tubuh. Obat PEP harus mulai dikonsumsi maksimal 72 jam setelah terpapar HIV, dan biasanya dalam satu resep obat PEP harus dikonsumsi dalam jangka waktu 28 hari.

Mari sama-sama hindari dan selamatkan tubuh dari penyebaran virus HIV. Ingat, jauhi penyakitnya, bukan orangnya.  Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.

Kunjungi juga channel YouTube IHC Telemed untuk mendapatkan video seputar kesehatan lainnya.