Pasien hepatitis yang sedang menjalani pengobatan, pemberian obat harus berdasarkan pada jenis hepatitis apa yang dialami dengan tujuan melawan virus hepatitis yang menyerang tubuh serta bermanfaat dalam mencegah terjadinya kerusakan organ hati.

Hepatitis merupakan peradangan yang disebabkan oleh virus dan terjadi pada sel-sel yang terdapat pada hati. Terdapat lima jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D dan E, yang pastinya akan menjadi acuan dalam pengobatan hepatitis yang diderita pasien. Namun, tingkat keparahan hepatitis bukanlah dilihat dari huruf yang tertera pada jenis hepatitis tersebut. Maka dari itu, periksakan dan konsultasikan dengan dokter terkait hepatitis yang diderita untuk mendapatkan pengobatan terbaik yang sesuai.

Berikut pengobatan serta penanganan hepatitis berdasarkan jenisnya:

1. Hepatitis A

Pada jenis ini, jenis hepatitis A merupakan tergolong hepatitis yang ringan dengan gejala yang mungkin sembuh dalah waktu yang relative singkat. Istirahat total diperlukan bagi pasien untuk mempercepat proses penyembuhan dan menghindari kemungkinan menularkan virus ke orang lain. Pada hepatitis A, kemungkinan besar tidak terjadi kerusakan permanen sehingga sel-sel hati bisa sembuh secara sempurna dalam waktu 6 bulan.

Pasien hepatitis A akan diberikan obat yang sesuai dengan gejala yang diderita. Dokter akan memberikan obat antimual seperti metoclopramide bila pasien mengalami mual, obat penurun demam seperti paracetamol bila pasien mengalami demam, serta pemberian infus cairan bila pasien mengalami dehidrasi akibat muntah atau diare.

2. Hepatitis B

Pada jenis hepatitis ini, terbagi menjadi dua jenis, yaitu hepatitis B akut dan hepatitis B kronis. Biasanya, hepatitis B akut tidak berlangsung lama dan akan sembuh. Akan tetapi, harus diwaspadai setelah sembuh dari hepatitis B akut, virus hepatitis akan bertahan di dalam tubuh.  Sehingga berpotensi menimbulkan komplikasi penyakit lain, seperti sirosis hingga kanker hati pada kemudian hari.

Penderita hepatitis B kronis disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara berkala guna melakukan pemeriksaan hati dan jumlah virus. Obat antivirus akan diberikan pada penderita hepatitis B bila mengalami penurunan fungsi hati dan jumlah virus yang meningkat. Hal ini disebabkan karena obat-obatan antivirus seperti entecavir, adefovir, lamivudine dan telbivudine yang bekerja dengan cara melawan virus serta menghambat kemampuan virus dalam merusak hati.

Walaupun, tidak semua penderita hepatitis B kronis memerlukan pengobatan khusus.

3. Hepatitis C

Penderita hepatitis C pada tahap awal, biasanya virus dapat dilawan oleh sistem imunitas tubuh yang prima sehingga penderita hepatitis C tidak harus menjalani pengobatan pada tahap awal. Penderita hepatitis C tetap harus tetap mendapatkan pemantauan akan virus yang berada dalam tubuhnya, karena bila virus hepatitis C masih bertahan dan imunitas tubuh penderita melemah akan membantu dokter dalam pemberian obat yang dapat membantu melawan virus. Obat tersebut antara lain:

· Simeprevir

· Sofusbuvir

· Ledispavir

· Ribarvin

· Velpastavir

4. Hepatitis D

Penyakit hepatitis D bila dibandingkan dengan hepatitis lainnya merupakan hepatitis yang dinilai paling berbahaya, meskipun jarang terjadi. Bila hepatitis D terjadi secara bersamaan dengan virus hepatitis B, dapat berpotensi menimbulkan kerusakan hati yang cukup parah.

Pengobatan hepatitis D menggunakan interferon-alpha dengan melakukan suntik 1 – 3 kali setiap minggu yang berlangsung selama 12 bulan, biasanya cukup disarankan untuk penyakit ini, meskipun hingga saat ini belum ada pengobatan khusus yang ampun dalam mengobati hepatitis D.

5. Hepatitis E

Dalam pengobatan hepatitis E pada umumnya penderita disarankan untuk melakukan istirahat total, mencukupi kebutuhan asupan air mineral dan mencukupi kebutuhan asupan nutrisi selama masa penyembuhan. Karena hepatitis E akan sembuh dalam waktu yang relatif singkat tanpa pengobatan khusus, sebagaimana hepatitis A. Pemberian obat golongan antivirus bagi penderita hepatitis pada umumnya hanya diberikan pada penderita hepatitis kronis, seperti hepatitis B, C dan D, karena mengonsumsi obat hepatitis tanpa arahan dan resep dokter merupakan hal yang sangat tidak dianjurkan.

Penderita hepatitis dalam jenis apapun diwajibkan untuk melakukan pola hidup sehat dalam menunjang pengobatan serta membantu menghambat berkembang biaknya virus dalam tubuh. Pola hidup sehat yang dapat dilakukan seperti makan makanan yang sehat, memastikan kematangan makanan yang akan dikonsumsi, menghentikan konsumsi minuman beralkohol, tidak menggunakan jarum suntik secara bersamaan (penyalah gunaan NAPZA) dan melakukan hubungan seks yang tidak aman (berganti-ganti pasangan).

Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.