Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Penyakit yang lebih akrab dengan nama paru-paru basah ini dapat menyebabkan kantung udara yang terdapat di paru-paru meradang dan membengkak serta dapat menimbulkan gejala ringan hingga gejala yang berat.

Dalam mendiagnosisnya, setelah melihat gejala yang muncul, penyakit pneumonia ini baru bisa dipastikan bila melakukan beberapa pemeriksaan, antara lain:

· Rontgen dada

Dilakukan untuk melihat bagian paru-paru- yang terpapar penyakit pneumonia dengan rontgen dada menggunakan sinar X.

· Tes dahak

Tes ini dilakukan untuk mengetahui bakteri atau virus yang menyebabkan gangguan kesehatan, bila benar terinfeksi pneumonia maka akan terlihat pada dahak.

· Tes darah

Tes darah bertujuan untuk mengetahui tipe atau jenis virus apa yang menjadi penyebab terjadinya pneumonia.

· Pemeriksaan kadar oksigen dalam darah

Pneumonia bisa mengakibatkan oksigen tidak masuk ke dalam aliran darah, sehingga pemeriksaan kadar oksigen dalam darah dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak kadar oksigen yang terdapat dalam darah.

Dokter mungkin akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut bila pasien menunjukkan gejala yang lebih parah. Pemeriksaan lanjutan tersebut dapat berupa:

· CT scan

Dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan CT scan untuk melihat kondisi paru bila penyakit infeksi paru tidak berangsur membaik.

· Kultur cairan paru

Pemeriksaan kultur cairan paru dapat membantu dokter dalam menentukan tipe infeksi yang terjadi, karena dalam pemeriksaan ini dokter harus mengambil cairan di dalam kultur paru lalu cairan tersebut diperiksa kandungan yang terdapat di dalamnya.

Seseorang akan lebih berpotensi terinfeksi pneumonia bila memiliki beberapa faktor risiko berikut:

· Bayi dengan usia 0 – 2 tahun

· Memiliki kekebalan tubuh yang lemah

· Lansia dengan usia diatas 65 tahun

· Memiliki riwayat penyakit stroke

· Perokok aktif, karena merokok menyebabkan penumpukan lendir dan cairan di dalam paru sehingga memicu terjadinya paru-paru basah

· Mempunyai riwayat penyakit kronis tertentu (asma, gagal jantung, diabetes, cystic fibrosis, HIV dan AIDS)

· Sedang menjalani pengobatan kanker yang dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga virus atau bakteri akan lebih mudah masuk (kemoterapi)

· Sedang melakukan rawat inap di rumah sakit, karena lingkungan rumah sakit cukup banyak ditemukan virus dan bakteri penyebab penyakit

Seseorang yang telah terinfeksi pneumonia dan tidak mendapatkan penanganan secara optimal, berpotensi menimbulkan komplikasi penyakit kesehatan lain, antara lain:

· Infeksi pada salah satu saluran jantung

Bakteri yang awalnya berada di organ paru, namun bakteri juga dapat menginfeksi jantung atau dapat disebut dengan endokasditis. Bila tidak ditangani dengan baik pasien pneumonia berisiko mengalami gagal jantung.

· Bakterimia

Bakterimia terjadi bila bakteri penyebab infeksi masuk ke darah dan menyebabkan penurunan darah, peradangan di darah hingga kegagalan organ walaupun hanya terjadi pada beberapa kasus.

· Efusi pleura

Pasien akan sulit bernapas karena terdapat cairan yang berkumpul pada bagian selaput paru bila infeksi tidak ditangani dengan baik.

· Luka pada organ baru

Paru-paru akan semakin banyak mengalami luka akibat infeksi yang ditimbulkan

Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.