Dalam proses diagnosanya, dokter akan memulai dengan tanya jawab terkait gejala yang dialami serta riwayat kesehatan yang dimiliki pasien dan keluarganya, riwayat penyakit, riwayat operasi hingga riwayat penggunaan obat-obatan.

Setelah melalui tahap tersebut, dokter baru akan melakukan pemeriksaan fisik diantaranya dengan menekan area perut yang terasa nyeri. Karena rasa nyeri yang disebabkan oleh penyakit usus buntu umumnya akan semakin parah setelah area perut yang sakit ditekan dan dilepas dengan cepat.

Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan dokter untuk memastikan diagnosis, seperti:

1. Tes darah

Tes darah dilakukan untuk memeriksa jumlah sel darah putih yang menjadi tanda adanya infeksi.

2. USG perut

USG perut dilakukan untjk meliihat gambaran organ dalam perut serta memeriksa aliran darah dalam perut

3. Pemindaian CT scan atau MRI

Pemindaian ini berguna untuk melihat organ di dalam perut dengan lebih jelas

4. Pemeriksaan panggul

Pemeriksaan ini berguna untuk memastikan apakah nyeri disebabkan oleh masalah pada organ reproduksi maupun infeksi panggul atau tidak.

5. Foto rontgen dada

Dilakukan untuk memastikan apakah nyeri disebabkan oleh pneumonia sebelah kanan atau tidak.

6. Tes kehamilan

Tes kehamilan dilakukan untuk memastikan apakah nyeri disebabkan oleh kehamilan ektopik atau tidak

7. Tes urin

Tes urin dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan gejala terjadi karena penyakit lain, seperti batu ginjal atau infeksi saluran kemih.

Dokter akan melakukan tindakan penanganan pada pasien yang telah dipastikan menderita usus buntu, seperti:

1. Obat

Pemberian obat-obatan dapat dilakukan pada pasien dengan kasus usus buntu ringan, sehingga pasien tidak perlu melakukan operasi dan dapat sembuh hanya dengan pemberian antibiotik.

Di sisi lain, sampai saat ini belum ada pengobatan herbal apapun termasuk kunyit yang dapat mengobati usus buntu.

Oleh karena itu, alangkah baiknya untuk memilih pengobatan medis untuk menghindari terjadinya komplikasi akibat radang usus buntu daripada menggunakan pengobatan yang belum tentu benar.

2. Tindakan operasi

Pada penyakit usus buntu, pengobatan yang utama dan efektif dalam menangani usus buntu adalah dengan melakukan tindakan operasi apendektomi atau pengangkatan usus buntu. Operasi pengangkatan usus buntu pada sistem pencernaan sebagai pengobatan yang utama pada penyakit ini tidak akan menyebabkan masalah jangka panjang, hal ini disebabkan karena usus buntu tidak berperan penting pada orang dewasa.

Dalam pengobatan utama penyakit usus buntu yaitu apendektomi, terbagi menjadi dua, yaitu laparotomi dan laparoskopi:

· Laparotomi

Laparotomi atau bedah terbuka umumnya dianjurkan pada pasien dengan penyakit usus buntu yang infeksinya telah menyebar keluar usus buntu atau bila usus buntu sudah bernanah (abses). Laparotomi dilakukan dengan membedah perut pasien pada bagian kanan bawah.

Pada kasus usus buntu yang sudah pecah hingga menimbulkan abses, sebelum melakukan tindakan nanah harus dikeluarkan terlebih dahulu, hingga waktu yang ideal untuk pelaksanaan apendektomi beberapa minggu kemudian setelah infeksi terkendali.

· Laparoskopi

Apendektomi laparoskopi atau operasi lubang kunci dilakukan dengan membuat beberapa sayatan sebesar lubang kunci di perut. Dari sayatan tersebutlah dokter akan memasukkan alat bedah khusus untuk mengangkat usus buntu.

Proses pemulihan pasca melakukan operasi pengangkatan usus buntu, apendektomi laparoskopi lebih cepat proses penyembuhannya bila dibandingkan dengan apendektomi laparotomi atau bedah terbuka.

Dokter akan memberikan resep obat untuk meredakan nyeri serta menganjurkan pasien untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang berat terlebih dahulu. proses pemulihan kurang lebih 3 – 5 hari bagi pasien melakukan laparoskopi dan 10 – 14 hari pasca pasien melakukan laparotomi. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.