Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan mood yang ekstrem atau perubahan suasana hati yang drastis. Dalam mendiagnosis gangguan bipolar, dokter akan mengawali dengan tanya jawab seputar gejala yang dialami, riwayat penyakit pasien dan riwayat penyakit keluarga, terlebih riwayat pada gangguan bipolar.

Kemudian, untuk mendiagnosis kondisi psikologis pasien, dokter akan meminta pasien mengisi kuesioner. Bahkan bila diperlukan, pasien akan diminta agar menjalani pemeriksaan fisik serta laboratorium untuk memastikan diagnosis. Lalu dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter akan meninjau dan membandingkan antara gejala yang ditemukan pada pasien dengan kriteria gangguan bipolar berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5).

Pasien yang mengalami gangguan bipolar dapat dilihat dari kriteria yang ditunjukkan pasien yang dapat dilihat sejak fase mania, fase hipomania dan fase depresif.

Untuk fase mania, penderita gangguan bipolar dapat merasakan setidaknya tiga gejala yang dapat timbul dalam waktu satu minggu, antara lain:

· Banyak bicara atau bercerita

· Mempunyai ide yang kurang realistis

· Merasa sangat hebat

· Bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan

· Beraktivitas secara berlebihan tanpa memikirkan risikonnya

· Lebih aktif secara seksual

· Sulit untuk fokus

· Merasa tidak butuh tidur

Kemudian untuk fase hipomania, setidaknya ada tiga gejala yang muncul serta dialami dalam jangka waktu 4 hari berturut-turut, meliputi:

· Keinginan tidur menurun

· Lebih sering berbicara

· Merasa diri lebih hebat

· Bekerja secara berlebihan

· Mempunyai keinginan yang kuat, namun tidak realistis

· Melakukan aktivitas yang berisiko cedera

Sedangkan untuk fase depresif, terdapat lima gejala yang dapat muncul dalam jangka waktu 2 minggu, seperti:

· Kehilangan hasrat untuk beraktivitas

· Merasa lelah hingga selalu ingin tidur walau sudah cukup tidur

· Kehilangan nafsu makan

· Tubuh terasa kehilangan energi

· Malas bicara atau menjawab pertanyaan orang lain

· Sulit berkonsentrasi

· Merasa tertekan

· Merasa bersalah dan tidak berharga

· Berkeinginan untuk bunuh diri

Agar terdiagnosis sebagai gangguan bipolar, perubahan suasana hati yang terjadi harus sampai mengganggu kegiatan sehari-hari pasien atau orang lain. Perubahan mood yang terjadi juga harus terbebas dari kondisi medis tertentu atau penyalahgunaan NAPZA.

Meskipun belum dapat diketahui secara pasti apa penyebab gangguan bipolar, diduga kondisi ini berkaitan dengan faktor genetik, zat kimia di otak hingga gangguan fungsi saraf di otak. Terdapat faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan bipolar, seperti:

· Memiliki riwayat gangguan bipolar dalam keluarga

· Stres berat karena kehilangan seseorang yang sangat dicintainya

· Memiliki pengalaman buruk atau traumatis, seperti kekerasan fisik atau kekerasan seksual

· Kecanduan minuman beralkohol dan penyalahgunaan NAPZA

· Mengidap penyakit yang tidak kunjung sembuh

· Memiliki masalah dalam pekerjaan atau masalah finansial

· Memiliki gangguan tidur

Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.