Pada umumnya, setelah pasien melakukan konsultasi kesehatan di rumah sakit. Dokter akan memberikan obat yang sesuai dengan kondisi tubuh dan juga tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien. Karena pada saat pemeriksaan tersebut, dokter akan melakukan diagnosa pada pasien, seperti melakukan tanya jawab perihal penyakit yang diderita dan juga pemeriksaan fisik, serta beberapa pemeriksaan penunjang seperti tes darah, tes urin dan kultur darah bila diperlukan. Dari situlah dokter dapat menentukan tindakan atau metode apa yang akan digunakan dalam proses pengobatan, termasuk halnya menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan.

Karena, terdapat beberapa hal yang juga menjadi pertimbangan dokter dalam menentukan jenis antibiotik yang akan diresepkan, antara lain:

· Tingkat keparahan infeksi yang diderita

· Kondisi organ tubuh pasien, seperti fungsi ginjal dan fungsi hati

· Metode pemberian antibiotik yang akan diterapkan (obat oral, obat luar atau injeksi)

· Riwayat alergi terhadap jenis antibiotik tertentu

· Kondisi fisik terkini pasien (hamil atau menyusui)

· Obat atau suplemen lain yang akan dikonsumsi

Jadi, sangat disarankan untuk pasien yang mendapatkan resep obat antibiotik jenis apapun. Penting untuk selalu mengonsumsi obat tersebut sesuai dengan dosis, anjuran pakai, hingga jumlah atau waktu yang telah direkomendasikan dokter. Hal tersebut bermanfaat agar infeksi bakteri dapat sembuh total, sehingga tidak terjadi resistensi bakteri yang berbahaya.

Diantara beberapa obat antibiotik, salah satu contohnya adalah amoxicillin. Amoxicilin merupakan suatu antibiotik spectrum luas golongan penicillin yang kerap digunakan dalam mengobati beragam infeksi yang diakibatkan oleh bakteri, seperti bronkitis, pneumonia, tonsillitis, gonorea hingga infeksi yang terjadi pada telinga, hidung, tenggorokan, kulit serta saluran kemih.

Dalam mengonsumsinya, antibiotik harus dikonsumsi hingga habis dan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini disebabkan karena regimen obat antibiotik telah melalui beberapa penelitian yang membuktikan bahwa dosis dan regimen obat tersebut dapat mengatasi infeksi bakteri penyebab infeksi.

Bila obat tidak dikonsumsi sesuai dengan regiman yang telah ditetapkan, akan memicu adanya resistensi. Resistensi tersebut menyebabkan bakteri tidak hilang secara total dan hanya mati untuk sementara waktu, yang akan menjadi lebih kuat ketika bakteri tersebut hidup kembali serta menjadi lebih kebal terhadap antibiotik. Itulah mengapa antibiotik harus dikonsumsi hingga habis dan sesuai dengan arahan dokter.

Di sisi lain, obat antibiotik juga dapat diberikan untuk tindakan pencegahan terhadap infeksi yang berpotensi memperparah penyakit yang sedang diderita atau profilaksis. Pada umumnya, dalam hal ini pemberian antibiotik diberikan pada penyakit yang memang berpotensi mengalami komplikasi seperti infeksi, atau pada pasien yang mudah mengalami infeksi.

Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.