Rabun jauh atau mata minus biasanya mulai muncul ketika memasuki usia 9 – 10 tahun. Mata minus pada anak dapat diketahui gejalanya dengan mengamati perilaku akan sehari-hari, karena anak yang memiliki mata minus cenderung akan menyipitkan matanya ketika melihat sesuatu dengan jarak yang jauh.
Penting untuk menjauhkan anak dari kemungkinan mengalami mata minus. Karena memiliki mata minus bisa mengakibatkan anak kesulitan dalam melihat jarak jauh yang tentunya kelak dapat mengganggu aktivitasnya. Di sisi lain, bila anak memiliki mata minus akan lebih sering mengucek mata, mengeluh karena matanya merasa lelah, cenderung menonton televisi dari dekat, hingga mengeluh sakit kepala atau mual terutama setelah membaca buku.
Terdapat beberapa faktor yang harus diwaspadai oleh para orang tua, karena dinilai dapat memicu anak mengalami mata minus, yaitu:
1.Faktor genetik
Anak dengan keturunan atau memiliki orang tua dengan mata minus cukup berpotensi memiliki mata minus pula. Karena faktor genetik cukup memainkan peranan penting dalam terjadinya mata minus pada anak.
2.Melihat layar gadget terlalu lama
Dewasa ini, melihat anak terlalu asik dalam bermain gadget sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan, tidak sedikit pula orang tua yang menjadikan gadget sebagai solusi bila buah hatinya sedang rewel. Sebenarnya, para orang tua harus memperhatikan bila buah hatinya sering menatap layar gadget dalam waktu yang lama, karena gadget juga menjadi salah satu penyebab anak memiliki mata minus.
Di sisi lain, menatap layar gadget terlalu lama juga aka menyebabkan anak lebih rentan mengalami mata kering, iritasi, lelah dan penglihatannya menjadi berbayang meskipun hanya sementara. Oleh karena itu, perhatikan dan batasilah penggunaan gadget anak, setidaknya 1 – 2 jam setiap harinya.
3.Membaca buku terlalu dekat
Membaca merupakan sebuah aktivitas yang dapat menujang anak dalam kesuksesan pendidikannya, menambah pengetahuan, meningkatkan perkembangan otak dan keterampilan komunikasi otak. Akan tetapi, bila anak membaca buku dengan jarak yang terlalu dekat atau di tempat dengan pencahayaan yang kurang, dapat mengganggu bahkan merusak penglihatan anak.
Anak yang membaca buku dengan jarak yang terlalu dekat dinilai dapat meningkatkan risiko mengalami mata minus yang cukup signifikan. Jadi, perhatikan dan sarankan anak untuk menjaga jarak antara mata dan buku setidaknya 25 – 30 cm.
4.Bermain dalam ruangan terlalu lama
Siapa sangka, bila membiarkan anak berada di dalam ruangan dalam waktu yang terlalu lama ternyata dapat mempengaruhi kondisi kesehatan matanya. Terdapat penelitian yang menjelaskan bahwa anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain di tempat terbuka memiliki risiko lebih rendah mengalami gangguan penglihatan, termasuk mata minus.
Walaupun penelitian tersebut masih memerlukan pengkajian lebih lanjut, tidak ada salahnya membiarkan anak untuk bermain di halaman, taman atau area sekitar rumah setidaknya 40 menit sehari. Hal ini disebabkan karena anak akan lebih aktif dan baik untuk kesehatan secara umum bila bermain di luar ruangan.
Penting juga untuk para orang tua, agar memperhatikan asupan makanan yang dapat menjaga kesehatan mata buah hati tetap optimal. Makanan yang baik untuk menjaga fungsi penglihatan buah hati, seperti wortel, ikan, sayuran hijau, susu dan buah-buahan.
Bila anak memiliki pertanda mata minus, alangkah baiknya untuk segera memeriksakan ke dokter mata agar dokter dapat mengatasi masalah penglihatan anak lebih dini. Lakukan juga pemeriksaan mata rutin setiap 2 tahun. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.