Dalam mendiagnosis penyakit jantung, sebelum melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dokter akan betanya kepada pasien perihal riwayat penyakit yang dimiliki pasien ataupun keluarganya. Lalu dokter akan memeriksa detak jantung serta tekanan darah pasien, juga sampel darah untuk mengukut kadar kolesterol, troponin dan protein C-reaktif juga dapat diambil.
Setelah melalui langkah tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada pasien untuk memperkuat diagnosisnya. Metode pemeriksaan yang akan dilakukan dokter untuk pasiennya, tentunya berdasarkan pada dugaan dokter mengenai jenis penyakit jantung apa yang dialami pasien.
Metode pemeriksaan penyakit jantung antara lain:
1. Elektrokardiografi
Metode elektrokardiografi atau EKG memiliki tujuan untuk mendeteksi kelainan pada irama dan struktur jantung dengan merekan sinyal listrik pada jantung yang dapat dilakukan ketika pasien sedang berolahraga atau istirahat. Metode EKG dilakukan dengan menempelkan 10 – 12 elektroda yang menghubungkan antara tubuh pasien dengan mesin yang akan merekan sinyal listrik jantung pasien.
2. Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara (USG) di jantung. Pemeriksaan ini dapat mempermudah dokter dalam mengevaluasi kondisi otot dan katup jantung pasien.
Pemeriksaan ekokardiografi dilakukan dengan menggerakkan transduser di dada pasien, atau memasukkan transduser yang lebih kecil ke kerongkongan yang berfungsi untuk mengirim gelombang suara dari dan menuju jantung, kemudian diterjemahkan menjadi gambar di monitor.
3. CT scan jantung
Pemeriksaan CT scan jantung bertujuan untuk mendeteksi apakah ada penumpukan kalsium pada arteri koroner yang dilakukan menggunakan sinar X agar gambar jantung pasien dan pembuluh darah jantung dapat ditampilkan.
4. MRI jantung
MRI atau magnetic resonance imaging bertujuan untuk menentukan jenis penyakit jantung apa yang diderita oleh pasien. MRI dilakukan dengan menggunakan teknologi medan magnet dan gelombang suara agar gambar organ dalam tubuh pasien dapat ditampilkan.
5. Katerisasi jantung
Katerisasi jantung berguna untuk membantu dokter dalam mengetahui kondisi pembuluh darah, katup jantung dan aliran darah ke jantung. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter lewat pembuluh darah di lengan atau paha. Kemudian dokter akan mengarahkan kateter tersebut sampai ke jantung dengan bantuan foto rontgen. Agar gambar organ dalam dapat ditampilkan lebih jelas, dokter dapat melakukan penyuntikan cairan kontras.
6. Stress test
Stress test atau uji takanan merupakan pemeriksaan kondisi jantung ketika detak jantung pasien meningkat. Tes uji tekanan ini dilakukan dengan cara dokter memantau reaksi tubuh pasien ketika detak jantung meningkat bersamaan dengan pasien yang diminta berlari di treadmill selama beberapa menit atau mengayuh sepeda statis.
7. Holter monitoring
Pada prosedur ini, dokter akan meminta pasien untuk menggunakan suatu perangkat bernama monitor holter dan digunakan di dada. Kemudian monitor ini akan merekam aktivitas listrik jantung selama 1 – 3 hari.
8. Tilt table test
Prosedur tilt table test akan dilakukan bila dokter mengetahui bahwa pasien mengalami gejala penyakit jantung yang menyebabkan pasien tersebut pingsan. Sesuai dengan namanya, dalam tilt table test ini pasien akan dibaringkan di meja kemudian meja tersebut digerakkan dari posisi horizontal ke vertikal lalu detak jantung, tekanan darah, dankadar oksigen dalam tubuh pasienakan dipantau ketika meja digerakkan.
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.