Tidak sedikit perokok yang termakan oleh mitos ketika ingin berusaha untuk berhenti merokok. Sebenarnya, menghentikan kebiasaan merokok adalah hal yang baik untuk kesehatan. Termakan oleh mitos yang beredar ketika hendak berhenti merokok, hingga mengurungkan niat untuk melakukannya, berarti sama saja menambah risiko penyakit yang disebabkan oleh rokok.
Berikut beberapa mitos yang kerap beredar ketika seseorang hendak berhenti merokok, serta penjelasan faktanya:
1. Mitos: Seseorang yang telah merokok dalam waktu yang lama, terlambat untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi akibat rokok itu sendiri.
Fakta: Rokok merusak kesehatan organ tubuh secara akumulatif. Semakin lama seseorang menjadi perokok aktif, maka dampak buruk yang dihasilkan pu akan semakin tinggi. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk seseorang yang ingin menghentikan kebiasaan merokok.
Bila mengacu pada sebuah penelitian yang menjelaskan, bahwa risiko mengalami kesehatan yang memburuk akibat rokok dapat berkurang hingga 90 persen bila kebiasaan merokok sudah dihentikan sebelum usia 35 tahun. Proses pernapasan pun menjadi lebih maksimal hanya dalam waktu satu bulan. Tak hanya itu, risiko untuk terkena penyakit serangan jantung dapat berkurang hingga 50 persen bagi perokok yang berhasil berhenti merokok dalam waktu satu tahun.
2. Mitos: Menerapkan aktivitas yang menyehatkan lainnya mampu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari merokok.
Fakta: Merokok mampu merusak organ tubuh bagian dalam, sehingga perokok tidak mampu mengurangi kerusakan organ dalam yang akan terjadi walaupun dengan menerapkan pola hidup sehat seperti rutin berolahraga hingga mengonsumsi makanan sehat.
3. Mitos: Berhenti merokok malah akan menimbulkan stres yang akan berdampak buruk bagi kesehatan
Fakta: Stres merupakan hal yang wajar dialami oleh perokok ketika awal beradaptasi untuk berhenti merokok. Jangan khawatir, stres yang dialami akibat berhenti merokok tidak akan berlangsung lama serta tidak akan memiliki dampak buruk bagi perokok yang berusaha untuk berhenti. Karena seiring berjalannya waktu orang yang berhenti merokok juga akan menghabiskan aktivitasnya dengan yang lebih bermanfaat, seperti berolahraga, menerapkan pola makan sehat dan sebagainya. Sehingga akan membantu orang yang berhenti merokok merasa lebih baik terhadap dirinya sendiri.
4. Mitos: Seseorang yang pernah gagal dalam berhenti merokok, tidak ada gunanya lagi untuk berusaha
Fakta: Tidak sedikit perokok yang berhasil menghilangkan kebiasaan merokoknya walaupun setelah sekian kali gagal. Oleh karena itu, belajarlah dari kegagalan tersebut dan cobalah untuk mencari metode lain yang bisa diterapkan untuk berhenti merokok agar semakin dekat meraih keberhasilan.
5. Mitos: Berhenti merokok dapat mengurangi kreativitas
Fakta: Tidak sedikit orang yang mampu berkreativitas hingga menghasilkan sebuah karya tanpa merokok. Mungkin, kesulitan dalam berkreasi didapat dari stres atau gejala-gejala yang dirasakan ketika masa awal berhenti merokok. Tenang, hal ini hanya bersifat sementara. Karena keuntungan yang akan diraih bila berhenti merokok akan lebih besar dan lebih lama bila dibandingkan dengan stres tersebut. Alihkan dengan perhatian atau aktivitas lain yang mampu mendongkrak kreativitas, seperti mencari referensi, berdiskusi dan lain sebagainya.
Penting untuk diingat, bahwa jangan menelan mitos yang beredar secara keseluruhan. Alangkah baiknya untuk mencari tahu kebenaran atau fakta yang sebenarnya dari mitos tersebut. Karena banyak orang yang enggan berhenti merokok karena terpengaruh dengan asumsi-asumsi yang sejatinya belum dapat dipastikan kebenarannya.
Masih banyak lagi mitos dan fakta lain yang datang silih berganti, kunjungi terus website atau aplikasi IHC Telemed untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan lainnya. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.