Rokok banyak menjadi penyebab bahkan pemicu akan penyakit yang menyerang tubuh. Berusaha untuk berhenti merokok adalah keputusan yang tepat untuk menjaga tubuh dari penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh rokok. Namun, seseorang yang hendak berhenti merokok kerap digoda bahkan digagalkan oleh mitos-mitos yang beredar. Padahal, mitos seputar berhenti merokok tidak sepenuhnya benar.
Oleh karena itu, berikut mitos yang kerap beredar seputar berhenti merokok serta penjelasan faktanya:
1. Mitos: Berhenti merokok dapat menyebabkan tubuh sakit
Fakta: Perokok aktif bisa saja mengalami kondisi tertentu ketika beradaptasi untuk berhenti merokok, seperti sakit kepala, merasa cemas, kelelahan, batuk atau konstipasi. Sebenarnya, hal ini disebabkan oleh racun yang terkandung dalam rokok. Seseorang yang terbiasa merokok dalam jumlah yang banyak serta dalam waktu yang lama, umumnya telah mengalami kecanduan nikotin. Kondisi ini merupakan hal yang wajar terjadi serta akan membaik seiring berjalannya waktu adaptasi. Karena kondisi tersebut bukanlah penyakit.
2. Mitos: Merokok tidak akan membahayakan siapapun selain perokok itu sendiri
Fakta: Bila seorang perokok disebut perokok aktif, seseoang yang tidak merokok namun terpapar asap rokok disebut perokok pasif. Perokok pasif memiliki potensi lebih besar 30 persen lebih tinggi untuk terkena penyakit kanker, dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar oleh asap rokok. Tak hanya itu, perokok pasif juga berpotensi mengalami penyakit jantung iskemik yang diakibatkan oleh paparan asap rokok.
3. Mitos: Bahaya merokok akan menurun dengan beralih ke produk rokok dengan label ”mild” atau “light”.
Fakta: Apa pun jenis rokoknya, tetap memiliki dampak buruk yang sama. Memang, setiap produsen rokok mempunyai kadar yang berbeda-beda akan tinggi rendahnya kandungan dalam rokok mereka. Bila seorang perokok beralih ke produk lain yang mengklaim memiliki kandungan tar dan nikotin rendah, mungkin akan merasa bahwa perokok tersebut telah mengurangi bahaya rokok yang akan datang kepadanya. Sejatinya, seorang perokok yang sudah kecanduan nikotin tanpa disadari akan menambah jumlah rokok yang dia hisap dalam sehari untuk mendapatkan kepuasan dirinya karena beralih ke produk rokok dengan kadar yang lebih rendah. Oleh karena itu, apapun jenis dan label rokok, tetap memiliki dampak yang sama terhadap tubuh.
4. Mitos: Berhenti merokok dapat menaikkan berat badan dan itu tidak sehat
Fakta: Berat badan perokok dapat berkurang karena nikotin yang terkandung dalam rokok mampu meningkatkan kalori dalam tubuh serta meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh. Memang, seseorang yang berhenti merokok berpotensi mengalami kenaikan berat badan dan merupakan hal yang wajar. Karena ketika seseorang berhenti merokok metabolisme tubuh akan menjadi lebih normal dan lebih baik. Perubahan metabolisme yang terjadi pada tubuh ketika berhenti merokok merupakan hal yang sehat, karena tubuh tersebut tidak lagi dipaksa bekerja secara berlebihan.
5. Mitos: Berhenti merokok menyebabkan kehilangan teman
Fakta: Tidak sedikit perokok yang enggan berhenti dengan alasan takut kehilangan teman sesame perokok. Sejatinya, tidak semua perokok akan bersikap demikian. Di sisi lain, dengan menjelaskan keinginan serta alasan berhenti merokok kepada teman-teman sesame merokok, teman-teman akan mendukung langkah yang dipilih. Bahkan bila berhasil, tidak menutup kemungkinan teman perokok tersebut menjadi termotivasi untuk juga berhenti merokok.
Memang, kehilangan momen merokok bersama teman sembari bercanda gurau akan membuat merasa kesepian. Namun tanpa disadari, dengan berhenti merokok bisa mendatangkan kesempatan untuk mendapat teman baru yang lebih sehat dan mendukung penerapan pola hidup sehat, serta dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya sulit dilakukan karena merokok.
Jangan sampai termakan oleh mitos-mitos yang beredar ketika hendak berhenti merokok. Bila mitos tersebut mampu menggagalkan usaha untuk berhenti merokok, berarti sama saja membiarkan tubuh semakin berpotensi terpapar penyakit serius akibat rokok. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.