Bersepeda banyak dipilih sebagai olah raga favorit yang dilakukan semua kalangan, bahkan tidak jarang sepeda dimanfaatkan sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan. Dibalik semua manfaat bersepeda bagi kesehatan maupun lingkungan, benarkah bersepeda bisa menyebabkan impotensi pada pria?
Impotensi merupakan suatu kondisi dimana penis sulit mengeras dan sulit mempertahankan ereksi. Bila meninjau dari sisi medis, bersepeda mampu meningkatkan risiko pria mengalami impotensi adalah benar. Tidak perlu khawatir, kondisi tersebut hanya bersifat sementara. Akan tetapi, walaupun kondisi tersebut tidak bersifat permanen, jangan pernah mengganggap remeh. Karena impotensi termasuk salah satu penyakit yang cukup ditakuti pria dewasa.
Badan akan bertumpu pada tulang duduk ketika sedang duduk. Bagian sekitar tulang duduk dikelilingi oleh otot dan lemak, serta tidak terdapat organ, saraf atau arteri. Hal tersebut yang menyebabkan manusia mampu duduk nyaman dalam waktu yang lama.
Hubungan antara bersepeda dan impotensi, adalah ketika bersepeda, para pesepeda membebankan berat tubuh pada sadel sepeda yang tidak cukup lebar untuk menopang duduk. Hal tersebut menyebabkan area antara kemaluan dan anus (perineum) tertekan. Sejatinya, pada perineum terdapat arteri dan saraf yang memasok darah dan rangsangan ke penis.
Tekanan tersebutlah yang menyebabkan aliran pembuluh darah dan saraf di penis menjadi terganggu hingga mengakibatkan impotensi dengan gejala awal munculnya rasa kesemutan hingga sensasi mati rasa pada area penis pria.
Berdasarkan penelitian, pria yang bersepeda memiliki risiko impotensi lebih tinggi bila bersepeda dalam waktu yang lama, kurang lebih sekitar 3 jam tiap minggunya.
Oleh karena itu, perhatikan beberapa hal ini agar para pria tidak perlu khawatir akan ancaman impotensi karena bersepeda:
·Rendahkan posisi stang agar tubuh dapat bersandar ke depan sehingga bagian bokong menjadi lebih terangkat. Tekanan pada perineium dapat terkurangi dengan posisi ini.
·Pilih dudukan yang lebih lebar atau mengganti sadel dengan jenis “no-nose” agar tubuh dapat tertahan dengan baik.
·Ubah posisi sadel menjadi lebih ke depan guna mengurangi tekanan pada perineum.
·Ketika bersepeda dengan jarak yang jauh, usahakan untuk tidak duduk terlalu lama, seperti mengimbangi dengan posisi mengangkat bokong sesekali.
·Gunakan celana yang memang dirancang khusus untuk bersepeda dengan lapisan bantalan pada area perineum untuk perlindungan lebih.
·Kurangi intensitas bersepeda, setidaknya kurang dari 3 jam setiap minggu bila diperlukan.
·Berhenti atau istirahat beberapa saat ketika sedang bersepeda dan area perineum sudah terasa sakit atau mati rasa.
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.