Kasus gangguan ginjal misterius yang banyak menyerang usia anak terus meningkat. Berawal dari laporan 14 cabang Ikatan Dokter Anak Indonesia, bahwa terdapat 131 kasus gangguan ginjal misterius, meningkat menjadi 146 kasus dari laporan 16 cabang IDAI. Kemudian, berdasarkan laporan dari 16 cabang IDAI per 14 Oktober 2022, jumlah kasus gangguan ginjal misterius sudah mencapai 152 kasus dengan mayoritas terjadi pada anak berusia 1 – 5 tahun. Peningkatan kasus yang terjadi selama bulan Agustus sebanyak 35 kasus, lalu pada bulan September mengalami peningkatan menjadi 71 kasus, kemudian untuk bulan Oktober hingga tanggal 11 terdapat 9 kasus. Kasus terbanyak berada di DKI Jakarta sebanyak 49 kasus, kemudian disusul oleh Jawa Barat 24 kasus, Sumatra Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus dan Yogyakarta 11 kasus.

Dari total 152 pasien anak gangguan ginjal misterius atau Acute Kidney Injury (AKI), sebanyak 44,1% diantaranya mengalami gejala infeksi saluran cerna sebelum dinyatakan AKI. Kemudian 30,3% mengalami demam, 18,4% mengalami ISPA dan sisanya mengalami gejala lainya. Hal ini tentunya masih berada dalam penelitian akan penyebab pasti AKI yang diderita anak pada 14 provinsi di Indonesia.

Walaupun penyebab pasti gangguan ginjal misterius ini masih diteliti lebih lanjut, setidaknya sejak Januari lalu, IDAI menyatakan bahwa sudah ada beberapa pasien gangguan ginjal misterius yang pulih dan sembuh secara sempurna.

Penyakit ini disebut sebagai ‘misterius’ karena ketika dilakukan investigasi, para dokter belum mendapatkan kesimpulan yang pasti. Hal ini disebabkan karena tidak ditemukannya penyebab yang umumnya dialami oleh anak-anak yang menderita AKI. AKI sendiri terjadi karena anak kekurangan cairan atau kehilangan cairan dalam waktu yang singkat, misalnya anak yang mengalami diare, dehidrasi, pendarahan atau anak yang mengalami fase shock ketika terkena dmemam berdarah dengue. Kondisi tersebutlah yang dapat menyebabkan anak mengalami AKI.

Akan tetapi, dalam kasus gangguan ginjal misterius yang kini sedang banyak dibincangkan, para dokter tidak melihat adanya tanda-tanda tersebut pada anak yang datang memeriksakan kesehatannya. Juga dari hasil tanya jawab dokter dengan orang tua anak mengenai gejala tersebut, tidak jelas apakah anak dari para orang tua tersebut mengalami episode penyakit seperti itu. Namun anak secara tiba-tiba mengalami penurunan jumlah urin atau air seninya.

Bahkan dr. Piprim Basarah yanuarso selalu ketua pengurus pusat IDAI menjelaskan, bahwa umumnya anak yang menderita AKI memiliki masalah ginjal bawaan. Akan tetapi pada kasus gangguan ginjal misterius ini, ginjal para pasien aman dan tidak memiliki kelainan bawaan.

Penyakit gangguan ginjal misterius ini masih harus diteliti lebih lanjut, karena angka kematiannya cukuo tinggi. kendati demikian, orang tua diminta tenang dan tidak panik berlebihan. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.

Kunjungi juga channel YouTube IHC Telemed untuk mendapatkan video tentang gangguan ginjal misterius serta video seputar kesehatan lainnya.