Hampir mayoritas wanita menggunakan lipstik agar terlihat menjadi lebih cantik dan menarik. Tak jarang lipstik pun digunakan wanita agar bibir terlihat lebih segar dan tidak pucat. Namun, tahukah bahwa lipstik yang digunakan mengandung zat kimia yang mungkin dapat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, sebelum membahas tentang bagaimana memilih lipstik yang aman untuk kesehatan, dirasa perlu untuk mengetahui apa saja bahan kimia yang terkandung di dalam lipstik.

Memang, tidak semua lipstik mengandung zat kimia berbahaya, akan tetapi bila mengacu pada hasil dari sebuah studi yang menjelaskan bahwa penggunaan logam sebagai komposisi lipstik merupakan hal yang lazim.

Campaign for Safe Cosmetics pada tahun 2007 mengadakan pengujian terhadap 33 produk lipstik yang berbeda yang bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan bahan berbahaya pada lipstik. Hasil dari pengujian tersebut menjelaskan bahwa 61% dari produk lipstik yang diuji, ditemukan adanya kandungan timah dengan kadar yang beragam, mulai dari 0.03 ppm hingga 0.65 ppm. Memang, angka tersebut relatif kecil, akan tetapi tetapi timah merupakan zat kimia yang berbahaya.

Dalam satu kali pemakaian lipstik mampu menyebarkan 10 miligram produk pada bibir, lalu sebagian besarnya akan tertelan. Rata-rata seorang wanita menggunakan lipstik setiap harinya sekitar 2 kali per hari. Apalagi, ada sebagian wanita yang menggunakan lipstik hingga 10 kali perhari. Sehingga, frekuensi pemakaian lipstik tersebut berpotensi membuat wanita menelan hingga 87 miligram produk setiap harinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya dari pemakaian lipstik sehari-hari, wanita umumnya sudah melebihi batas normal dari konsumsi alumunium, cadmium, chromium, dan mangan hingga 100%.

Lantas bagaimana memilih lipstik yang aman untuk kesehatan? Berikut kandungan tidak sehat pada lipstik yang harus dihindari:

· Pewangi buatan, umumnya tertera pada bagaian komposisi sebagai “aroma”, “aroma natural” atau “parfum”.

· Pelembap dengan petroleum sebagai bahan dasarnya, seperti minyak tanah.

· Pengawet sintetis seperti formaldehyde, parabens dan BHT.

· Lilin buatan untuk membentuk lipstik dengan bahan dasar petroleum, hindari pula jenis lilin seperti paraffin dan ozokerite.

· Pewarna buatan. Di Amerika Serikat, perwarna tersebut umumnya tercantum pada label dengan kode FC&C atau D&C, atau bisa juga nama warna disertai dengan angka, misalnya D&C Merah 21 atau Merah 21.

· Mikronisasi kandungan mineral yang telah menjadi partikel nano

Ragam jenis, warna dan tekstur, umumnya lipstik terbuat dari lilin, minyak dan zat tambahan lainnya, juga pigmen yang bisa mewarnai dan melembapkan bibir. Mulai saat ini, cobalah untuk lebih selektif dalam memilih ketika hendak membeli lipstik baru.

Agar aman untuk kesehatan, pilih lipstik yang mengandung bahan-bahan yang alami, diantaranya:

· Minyak nabati sehat seperti minyak castor, minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak chamomile dan minyak jojoba.

· Aroma atau perasa alami, seperti ekstrak vanilla atau sejenisnya.

· Bahan lilin alami, seperti beeswax, candelilla atau carnauba.

· Pelembap yang dibuat dengan bahan dasar tanaman, seperti coklat, minyak alpukat, lidah buaya dan shea butter.

· Perwarna bibir natural berbahan dasar buah-buahan dan sayur-sayuran atau bahan nabati lainnya, seperti buah beri, wortel ungu, kunyit, bit, pomegranate dan calendula.

· Titanium dioksida, oksida besi dan mika yang merupakan pewarna mineral yang aman. Umumnya kata yang dicantumkan pada label seperti “non-nanopartikel” atau “tidak dimikronisasi menjadi partikel nano”.

· Pengawet alami, seperti vitamin E, minyak daun teh, minyak kayu manis dan minyak neem.

Lindungi dan hindari diri dari paparan produk pewarna bibir yang berlebihan. Usahakan untuk mengurangi frekuensi pemakaian lipstik yang berlebihan. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.