Menerapkan pola hidup sehat dapat dilakukan oleh penderita hipertensi sebagai salah satu upaya pengobatannya. Namun, untuk beberapa penderita hipertensi, perubahan serta penerapan pola hidup sehat harus diiringi dengan konsumsi obat antihipertensi. Dokterpun tidak serta merta memberikan obat antihipertensi kepada seluruh penderita hipertensi, melainkan pemberikan obat antihipertensi bergantung pada nilai tekanan darah pasien, juga berdasarkan pada tingkatan risiko pasien hipertensi mengalami komplikasi, seperti stroke atau serangan jantung.
Ada dua metode paling umum pengobatan hipertensi yang mungkin dapat dilakukan sebagai langkah penanganannya, yaitu:
1. Merubah pola hidup
Tekanan darah dapat menurun dalam beberapa minggu dengan merubah pola hidup menjadi pola hidup yang sehat.
Umumnya dokter akan menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat tanpa mengonsumsi obat bila pasien hanya mengalami komplikasi ringan. Beberapa gaya hidup sehat yang dapat dijalani berupa:
· Menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan yang berlebih
· Berolahraga secara rutin atau memperbanyak aktivitas fisik
· Memperbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
· Membatasi konsumsi garam, tidak melebihi satu sendok the setiap harinya
· Menghindari konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh atau soda
· Tidak merokok
· Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
· Memanajemen stres dengan baik atau melakukan terapi relaksasi untuk mengelola stress
2. Konsumsi obat-obatan
Ada beberapa penderita hipertensi yang harus mengonsumsi obat penurun tekanan darah seumur hidupnya. Dokter akan meresepkan obat antihipertensi pada pasien dengan tekanan darah di atas 140/90 mmHg dan berisiko mengalami komplikasi.
Jenis obat yang kerap digunakan dalam penanganan hipertensi antara lain:
· Antagonis kalsium seperti amlodipine dan nifedipine
· Diuretik seperti indapamide atau hydrochlorothiazide
· Diuretik hemat kalium seperti spironolactone
· Angiotensin-2 receptor blocker (ARB) seperti irbesartan, valsartan atau losartan
· Vasolidator seperti minoxidil
· Penghambat alfa seperti reserpine
· Penghambat beta seperti atenolol dan bisoprolol
· ACE inhibitor seperti captopril dan Ramipril
· Penghambat renin seperti aliskiren
Pasien harus mengonsumsi obat yang telah diberikan secara tertib berdasarkan dosis yang telah dianjurkan dokter. Segera beri tahu dokter bila mengalami efek samping dari obat yang dikonsumsi, serta lakukan pemeriksaan secara rutin guna memantau kecocokan dan efektivitas dari obat yang diberikan.
Akan tetapi, dokter bisa saja menurunkan dosis atau menganjurkan untuk menghentikan konsumsi obat bila tekanan darah pasien lebih baik atau sudah lebih terkendali dengan perubahan pola hidup sehat yang dilakukannya.
Pada dasarnya, hipertensi dapat dicegah yaitu dengan menghindari faktor yang mungkin mampu meningkatkan potensi terserang penyakit ini. Beberapa tindakan pencegahan efektif yang dapat dilakukan antara lain:
· Menjaga berat badan tetap ideal dan hindari obesitas
· Berolahraga secara rutin
· Konsumsi makanan kaya serat dan makanan rendah lemak
· Tidak mengonsumsi garam secara berlebihan
· Batasi konsumsi minuman berkafein
· Menghentikan kebiasaan merokok
· Hindari konsumsi minumam beralkohol
· Mencukupi waktu istirahat
· Mengelola stres dengan baik
· Rutin memeriksakan kesehatan dan skrining hipertensi
Setelah mengetahui apa itu hipertensi, penyebab dan gejala hipertensi serta diagnosis dan komplikasi hipertensi, diharapkan semakin memperbesar kesadaran untuk melindungi diri dari hipertensi dengan menerapkan pola hidup sehat dan meninggalkan kebiasaan buruk yang bisa meningkatkan risiko mengalami hipertensi.
Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter guna memantau kondisi kesehatan tubuh, karena hal tersebut dapat bermanfaat dalam mendeteksi penyakit yang ada pada tubuh lebih dini. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.