Dalam proses diagnosisnya, biasanya dokter akan mengawali dengan tanya jawab bersama pasien perihal gejala yang dialami, kebiasaan sehari-hari, pola makan atau makanan yang baru saja di konsumsi, riwayat penyakit serta riwayat pengobatan yang pernah dijalani pasien. Selain bermanfaat dalam mendiagnosis diare yang dialami, proses tersebut juga berguna untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab dari diare yang dialami.

Dokter bisa menilai bahwa pasien menderita intoleransi dan alergi makanan bila diare yang dialami pasien terjadi setelah mengonsumsi makanan tertentu. Sebagai tahap lanjutannya, pasien akan diminta melakukan ter toleransi makanan atau tes alergi. Selain itu, ada pemeriksaan penunjang yang bisa saja dilakukan dokter bila diperlukan. Untuk memeriksa bakteri atau parasit apa yang menjadi penyebab diare, dokter akan melakukan pemeriksaan feses. Sedangkan untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi akibat diare serta mendeteksi penyakit lain yang mungkin bisa mengakibatkan diare, dokter akan melakukan tes darah.

Namun, dokter akan melakukan kolonoskopi guna mengetahui kondisi usus serta mengidentifikasi apakah ada kelainan pada usus besar atau tidak dengan menggunakan selang kecil yang dilengkapi oleh lampu dan kamera di bagian ujung depannya. Kolonoskopi ini dilakukan bila penyebab diare masih belum dapat diketahui secara pasti.

Sejatinya, diare adalah masalah kesehatan yang dapat sembuh dengan sendirinya karena tidak berbahaya. Namun, jika diare tidak kunjung membaik dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat, diare dapat semakin memburuk hingga mengakibatkan komplikasi yang fatal.

Diare cukup berpotensi menyebabkan dehidrasi, dan dehidrasi bisa mengancam jiwa penderitanya jika tidak memperoleh penanganan yang tepat. Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat dehidrasi, seperti:

· Kerusakan organ, misalnya gagal ginjal

· Syok

· Pingsan

· Koma

Ketika seseorang menderita diare, maka akan banyak cairan yang terbuang ketika buang air besar ataupun ketika muntah, hal tersebut turut disertai dengan hilangnya elektrolit pada tubuh dalam jumlah yang banyak. Sedangkan elektrolit adalah mineral bermuatan positif dan negative yang terdapat di dalam sel, jaringan serta cairan tubuh seperti darah urin dan keringat. Jika elektrolit hilang dalam jumlah yang besar, bisa menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit dalam darah, seperti:

· Hipomanesemia yang bisa mengakibatkan kram otot bahkan kejang

· Hypokalemia yang bisa melemahkan otot bahkan menyebabkan aritmia (gangguan irama jantung)

· Kekurangan bikarbonat darah yang bisa mengakibatkan asidosis metabolik

Tak hanya itu, diare yang kerap menyebabkan penderitanya buang air besar berkali-kali bisa mengakibatkan terjadinya iritasi pada anus. Jika diare terbilang parah bahkan berlangsung lama, dapat menyebabkan terjadinya proplaps rektum atau turunnya bagian akhir dari usus besar karena otot pinggul yang melemah.

Diare dapat ditangani secara mandiri di rumah. Akan tetapi, diare yang terus mengalami perburukan harus diwaspadai pertandanya, dan segera lakukan pemeriksaan kesehatan. Terlebih lagi jika diare terjadi lebih dari 2 hari bagi orang dewasa, atau lebih dari 24 jam bagi anak-anak. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.