Pembuluh darah yang pecah di otak atau akrab disebut dengan stroke adalah salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Stroke terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terputus, sehingga otak tidak memperoleh oksigen maupun nutrisi yang dibutuhkan. Hal ini mampu mengakibatkan kerusakan otak yang terjadi secara permanen hingga berpotensi menyebabkan kematian.

Stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik yang terjadi ketika pembuluh darah tersumbat dan stroke hemoragik yang terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan mengakibatkan pendarahan.

Pada dasarnya, penyebab stroke terbagi menjadi dua, pertama adanya gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, kedua pecahnya pembuluh darah di otak. Pembuluh darah yang menyempit dan pembuluh darah yang pecah terjadi karena beberapa faktor, seperti tekanan darah tinggi, konsumsi obat pengencer darah, aneurisma otak dan trauma otak. Kedua jenis stroke ini memiliki variasi yang berbeda dalam tingkat keparahan serta memerlukan penanganan yang berbeda pula.

Jenis stroke yang dialami juga menjadi penentu dalam penanganan yang akan dijalani pasien. Tindakan yang bisa jalani, dapat berupa pembarian obat-obatan atau operasi. Di sisi lain, dalam menunjang proses pemulihan, pasien akan dianjurkan untuk melakukan fisioterapi dan terapi psikologis.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor risiko stroke, seperti:

· Tekanan darah tinggi (high blood pressure) atau hipertensi

· Memiliki kebiasaan merokok

· Menderita penyakit diabetes

· Kelebihan berat badan atau obesitas

· Sering mengonsumsi alkohol

Kemudian, ada beberapa faktor risiko lain yang mampu meningkatkan potensi seseorang terserang stroke, antara lain:

· Faktor usia

· Jenis kelamin (dominan terjadi pada jenis kelamin pria)

· Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit stroke

Umumnya, gejala stroke timbul pada bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak. Gejala yang diderita penderita stroke seperti:

· Disartia atau gangguan bicara akibat melemahnya fungsi otot yang digunakan untuk bicara

· Sulit mengangkat kedua lengan karena lemas atau mati rasa

· Otot-otot pada wajah melemah, sehingga menyebabkan salah satu sisi wajah turun

· Sulit bicara

· Kesemutan

· Prosopagnosia atau kesulitan mengenal wajah

Pencegahan stroke yang dapat dilakukan serupa dengan cara mencegah penyakit jantung, yaitu dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti:

· Menjaga tekanan darah tetap normal

· Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol

· Menjaga berat badan tetap ideal

· Rutin berolahraga

· Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk kondisi medis tertentu yang diderita, seperti diabetes dan hipertensi

Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.