Dokter akan melakukan tes HIV untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi HIV. Tes tersebut dilakukan dengan mengambil sampel darah atau urin pasien untuk kemudian diteliti di laboratorium.

Ada beberapa tes yang dilakukan untuk mendeteksi HIV:

1. Tes nucleic acid test (NAT)

Tes asam nukleat atau tes RNA ini dilakukan dengan tujuan mendeteksi virus HIV dalam tubuh. Tes RNA ini dapat dilakukan 10 hari pasca terinfeksi. Akan tetapi, harga untuk tes ini terbilang mahal

2. Tes kombinasi antigen-antibodi

Tes kombinasi antigen-antibodi ini dilakukan untuk mendeteksi protein p24 yang menjadi bagian dari virus HIV. Umumnya tes antigen ini dapat dilakukan 2 – 4 minggu pasca pasien terinfeksi.

3. Tes antibodi

Tes antibodi dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang diproduksi tubuh guna melawan infeksi HIV. Tes ini cukup akurat, namun tes perlu dilakukan 2 – 8 minggu pasca terinfeksi agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk dapat terdeteksi saat pemeriksaan.

Pasien perlu melakukan beberapa tes lebih lanjut bila hasil tes sebelumnya yang dilakukan menunjukkan hasil positif terinfeksi HIV. Tes lanjutan yang dilakukan juga bermanfaat dalam membantu dokter dalam mengetahui tahap infeksi yang diderita pasien serta menentukan metode pengobatan yang tepat.

Tes lanjutan yang tersebut juga dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian diteliti di laboratorium. Tes lanjutan HIV antara lain:

1. Pemeriksaan HIV RNA

Pemeriksaan HIV RNA atau pemeriksaan viral load dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak virus yang terdapat di dalam tubuh pasien juga untuk menilai efektivitas terapi HIV.

RNA (materi genetik virus) adalah gamabran untuk jumlah virus yang terdapat di dalam tubuh. Jika jumlah RNA melebihi 100.000 kopi/mL darah dapat mengartikan bahwa infeksi HIV baru terjadi atau sudah lama terinfeksi namun tidak ditangani. Kemudian jika jumlah RNA di bawah 10.000 kopi/mL darah, dapat mengartikan bahwa virus berkembang tidak terlalu cepat. Kendati demikian, jumlah virus dalam rentang ini tetap berpotensi mengakibatkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh secara perlahan.

Terapi ini akan terus dijalani hingga pasien memiliki hasil tes viral load yang tidak terdeteksi atau kurang dari 20 kopi/mL. karena hasil tes viral load yang tidak terdeteksi mampu menekan kemungkinan terjadinya komplikasi penyakit secara signifikan.

2. Hitung sel CD4

CD4 merupakan bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Sehingga semakin sedikit jumlah CD4 maka semakin besar pula potensi seseorang menderita AIDS. Jumlah CD4 dalam kondisi normal adalah sekitar 500 – 1400 sel/mm³. Bila infeksi HIV berkembang menjadi AIDS hasil hitung CD4 dapat berada di bawah 200 sel/mm³.

3. Tes resistensi obat

Ada beberapa subtype HIV yang kebal terhadap obat anti HIV. Tes resistensi obat ini dilakukan agar dokter dapat menentukan jenis obat anti HIV yang paling tepat untuk diberikan kepada pasien.

Pendeteksian HIV secara dini dan pemeriksaan HIV rutin juga perlu dilakukan untuk orang-orang yang mempunyai risiko tertular HIV, seperti orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual, pekerja seks komersial, orang yang pernah berhubungan seks dengan pengguna narkoba suntik dan pembuat tindik atau tato. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.