Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang bisa menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas. Umumnya, asma ditandai dengan sesak napas yang terjadi akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Untuk mendiagnosisnya, dokter akan mengawali dengan tanya jawab seputar gejala yang dialami serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, seperti:
· Untuk mendeteksi adanya gejala asma seperti mengi, dokter akan mendengarkan napas pasien dengan stetoskop
· Dokter akan memeriksa bagian hidung, tenggorokan dan saluran pernapasan atas
· Dokter akan memeriksa kulit pasien guna mendeteksi kondisi alergi seperti gatal-gatal atau eksim
Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fungsi paru-paru guna memastikan diagnosisnya, tes tersebut antara lain:
1. Spirometry
Tes spirometry ini dilakukan dengan tujuan mengukur kinerja paru-paru berdasarkan volume udara dan jumlah total udara yang diembuskan. Pada tes ini, dokter akan meminta pasien untuk menarik napas dalam lalu mengembuskannya secepat mungkin ke spirometer.
2. Tes provokasi saluran napas
Tes provokasi saluran napas dilakukan untuk memastikan diagnosis. Namun, tes provokasi saluran napas hanya boleh dilakukan dalam pengawasan dokter karena memiliki risiko serangan asma. Pasalnya, saat pasien melakukan tes provokasi saluran, pasien akan diminta untuk menghirup zat yang bisa memicu asma seperti histamine atau metakolin.
3. Peak flow meter test
Tes ini dilakukan untuk mengukur kecepatan udara dari paru-paru dalam satu kali embusan napas dengan alat yang bernama peak flow meter (PFM).
4. Tes oksida nitrat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar oksida nitrat yang diembuskan ketika bernapas. Pasien dapat dinilai mengalami pembengkakan pada saluran pernapasannya apabila hasil tes menunjukkan kadar yang tinggi.
Kemudian, ada beberapa pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan dokter, diantaranya:
· Pemindaian guna mendeteksi penyakit yang dapat memicu gangguan pernapasan, seperti foto rontgen
· Tes alergi guna mendeteksi kemungkinan adanya alergi yang dapat mengakibatkan asma
· Tes eosinophil guna mendeteksi keberadaan salah satu sel darah putih (eosinophil) dalam air liur dan dahak yang dikeluarkan ketika batuk
· Tes provokatif melalui olahraga dan paparan udara dingin, tes ini dilakukan untuk mengukur sumbatan pada saluran pernapasan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik berat ataupun menghirup udara dingin
· Tes difusi dan gas, tes ini berguna dalam mengetahui kemampuan darah dalam menyerap oksigen dan gas lain dalam proses pernapasan melalui mengukur kadar gas yang diembuskan ketika bernapas
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.
Kunjungi juga channel YouTube IHC Telemed untuk mendapatkan video seputar kesehatan lainnya.