Bila pasien telah terdiagnosis menderita asma, dokter pasti akan menyarankan untuk segera melakukan pengobatan. Pengobatan tersebut bermanfaat dalam meredakan gejala dan mencegah timbulnya serangan asma. Selain itu, dari hasil diagnosis asma dokter juga dapat menyesuaikan metode pengobatan yang akan dijalani berdasarkan penyebab asma, tingkat keparahan asma, usia pasien serta respons pasien terhadap pengobatan.
Terdapat dua metode pengobatan asma, yaitu pengobatan jangka pendek dan pengobatan jangka panjang. Masing-masing metode memiliki manfaat dan jenis-jenisnya sendiri, dengan penjelasan sebagai berikut:
Metode pengobatan jangka pendek
Metode pengobatan ini berguna dalam meredakan serangan asma yang sedang terjadi secara cepat. Selain itu, metode pengobatan jangka pendek juga bertujuan dalam mencegah kambuhnya gejala. Biasanya, ada tiga jenis obat yang digunakan dalam metode ini, yaitu:
1. Inhaler short-acting beta2-agonist
Ketika serangan asma sedang berlangsung, inhaler dapat menjadi solusi yang tepat guna meredakan gejala dengan cepat. Pasalnya inhaler mampu membuka saluran pernapasan yang menyempit sehingga udara bisa kembali masuk.
Namun penting untuk diingat, bahwa penggunaan inhaler hanya boleh digunakan sesuai dengan anjuran dokter. Bahkan penggunaan inhaler perlu dicatat setiap minggunya karena tidak boleh terlalu sering digunakan.
2. Obat antikolinergik
Obat antikolinergik berguna untuk membantu pasien lebih mudah bernapas. Karena obat antikolinergik seperti ipratropium dan tiotropoium digunakan untuk melemaskan saluran pernapasan.
3. Kortikosteroid
Guna meredakan peradangan di saluran pernapasan, dokter akan meresepkan kortikosteroid baik oral ataupun infus.
Metode pengobatan jangka panjang
Metode pengobatan ini bermanfaat dalam mengurangi peradangan serta mencegah penyempitan saluran pernapasan guna meredakan gejala. Pengobatan asma jangka panjang dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan. Obat-obatan dalam pengpbatan jangka panjang tersebut berkerja berdasarkan kegunaannya, yaitu:
· Obat antihistamin ketotifen untuk terapi tambahan dalam mengurangi frekuensi, durasi serta tingkat keparahan asma
· Kortikosteroid guna mengurangi respons tubuh terhadap peradangan, kortikosteroid dapat dalam bentuk pil ataupun hirup
· Obat biologis bentuk suntik yang bekerja meredakan respons tubuh terhadap alergen pada penderita asma yang parah, misalnya omalizumap, mepolizumap, benrazilumap dan reslizumap
· Obat modifikasi leukotriene untuk meredakan peradangan dan menjaga saluran pernapasan tetap terbuka, obat tersebut dapat berupa montelukast, zafirlukast dan zileuton
· Inhaler bronkodilator long acting beta agonist guna mencegah penyempitan saluran pernapasan, misalnya salmeterol dan procaterol
· Imunoterapi guna mengurangi respons tubuh terhadap alergen penyebab asma, baik dalam bentuk sirup, tablet ataupun hirup
· Stabilisator sel mast, guna mencegah peradangan pada saluran pernapasan ketika terpapar alergen atau penyebab asma lain dengan mencegah sel imun menghasilkan sinyal pemicu peradangan
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.