Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju, semakin memudahkan setiap orang dalam mencari informasi yang dibutuhkannya. Kemudahan yang diperoleh dalam mencari informasi tidak hanya berdampak baik, namun juga dapat memberikan dampak buruk seperti halnya self diagnose terhadap suatu penyakit. Self diagnose merupakan praktik yang dilakukan dengan mendiagnosis sendiri kondisi kesehatan atau penyakit yang dialami tanpa bantuan ataupu kosultasi dengan tenaga medis terlatih dan hanya mengacu pada informasi medis yang diperoleh melalui internet.
Walaupun terkesan praktis dan nyaman, self diagnose ternyata memiliki bahaya untuk kesehatan. Berikut beberapa bahaya self diagnose yang penting untuk diketahui:
1. Kesalahan diagnosis
Bahaya terbesar dari self diagnose adalah kesalahan dalam mendiagnosis kondisi kesehatan. Hal ini disebabkan informasi yang diperoleh di internet tidak selalu akurat atau relevan dengan situasi individu tertentu. Gejala yang dialami mungkin serupa dengan penyakit tertentu, namun bisa saja ternyata penyebabnya adalah penyakit yang berbeda. Kondisi inilah yang dapat memicu terjadinya kesalahan diagnose akibat pengetahuan medis yang tidak memadai. Hal tersebut dapat mengarah pada penundaan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai.
2. Mengabaikan aspek medis penting
Self diagnose seringkali mengabaikan aspek medis penting, misalnya faktor risiko individu, riwayat medis atau pemeriksaan fisik yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Diagnosis yang akurat dan perawatan yang tepat membutuhkna penilaian komprehensif oleh tenaga medis berpengalaman. Self diagnose yang dilakukan tentunya akan mengabaikan aspek ini, sehingga informasi penting yang dapat mempengaruhi ketepatan penanganan menjadi terlewatkan.
3. Tertundanya pengobatan yang sesungguhnya
Self diagnose yang tidak akurat dapat menyebabkan penundaan dalam memperoleh pengobatan ataupun perawatan medis yang optimal. Dalam self diagnose, seseorang mungkin menganggap bahwa gejala yang dialami bersifat ringan dan tidak serius serta menganggap bahwa mereka telah menemukan solusi sendiri dari self diagnose yang dilakukan. Padahal, kondisi kesehatan yang sebenarnya mungkin jauh lebih serius serta membutuhkan intervensi medis yang segera.
Sedangkan, pengobatan dan perawatan yang tertunda dapat memperburuk kondisi tubuhnya, mengurangi potensi kesembuhan hingga meningkatkan potensi komplikasi yang lebih serius.
4. Memberikan rasa cemas dan rasa takut
Tidak jarang informasi yang ditemukan di internet tidak lengkap atau bahkan terkadang berlebihan dalam menggambarkan gejala dan penyakit. Hal tersebut dapat memicu rasa cemas dan rasa takut yang sebenarnya tidak perlu. Perasaan tersebut timbul karena kekhawatiran tentang kemungkinan kondisi yang parah, padahal bisa saja kondisi yang dialami bersifat ringan atau tidak separah dengan informasi yang diperoleh akibat self diagnose.
Selain membahayakan untuk kesehatan diri, self diagnose ternyata juga dapat berbahaya untuk orang sekitar. Hal ini disebabkan karena self diagnose dapat memberikan kesan kepada pelakunya bahwa mereka memilikin pengetahuan medis yang memadai. Sehingga menimbulkan rasa percaya diri yang salah lalu semakin berani membuat keputusan terkait kesehatan sendiri bahkan berani memberi nasihat medis kepada orang lain.
Mengandalkan self diagnose sebagai sumber utama informasi kesehatan dapat mengabaikan pentingnya konsultasi dengan tenaga medis yang memang ahli dalam bidangnya. Penting untuk diingat, bahwa internet bukanlah pengganti diagnosa dan perawatan medis yang akurat. Jauhi perilaku self diagnose dan jangan ragu untuk melakukan konsultasi kesehatan dan pengobatan ke rumah sakit, fasilitas kesehatan ataupun tenaga medis terlatih. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.