Di tengah kegembiraan dan kebahagiaan sebagai orang tua dalam mengasuh anak, tidak luput dari beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para orang tua. Salah satunya adalah masalah pertumbuhan yang terhambat atau sering disebut dengan istilah Stunting. Stunting merupakan salah satu permasalahan serius dalam kesehatan anak yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam jangka panjang. Stunting adalah kondisi pertumbuhan anak yang terhambat akibat kurangnya asupan gizi dan /atau infeksi berulang atau kronis yang dapat terjadi pada periode seribu hari pertama kehidupan anak.

Di sisi lain, penyebab dan faktor risiko yang terkait dengan stunting tetap masih menjadi misteri bagi banyak orang. Sehingga tidak jarang orang tua yang merasa bingung dan khawatir ketika melihat pertumbuhan fisik anak yang tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk memahami penyebab dan faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap kondisi stunting.

Kurangnya asupan nutrisi dalam jangka panjang (kronis) pada anak dapat dikatakan sebagai penyebab utama stunting pada anak.

Namun ada beberapa faktor lain yang juga dapat menyebabkan stunting pada anak. Berikut beberapa penyebab stunting pada anak:

1.      Gizi buruk pada 1.000 hari pertama kehidupan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa stunting umumnya disebabkan oleh kekurangan atau buruknya asupan nutrisi pada anak. Buruknya asupan nutrisi yang diperoleh anak dalam 1.000 hari pertama kehidupannya dapat menyebabkan stunting. Status gizi yang buruk saat masa kehamilan dapat menyebabkan janin yang ada dalam kandung tidak mendapatkan gizi yang baik. Kekurangan gizi tersebut yang akan menghambat pertumbuhan janin dan dapat terus berlanjut hingga anak tersebut dilahirkan, lalu menjadi penyebab stunting pada anak.

2.      Ibu mengalami anemia ketika masa kehamilan

Anemia defisiensi besi adalah suatu kondisi serius yang terjadi ketika ibu hamil mengalami kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini menjadi permasalahan karena tubuh ibu hamil memerlukan zat besi untuk memproduksi lebih banyak darah, yang kemudian memberikan pasokan oksigen kepada janin yang sedang berkembang. Jika terjadi kekurangan zat besi, pertumbuhan janin dalam rahim dapat terhambat, sehingga meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah. Dua kondisi ini menjadi faktor penyebab terjadinya pertumbuhan terhambat pada anak yang biasa disebut stunting.

3.      Bayi lahir prematur

Di Indonesia, angka kelahiran bayi prematur masih terbilang tinggi. Tentu saja, kelahiran premature tidak diinginkan karena berkontribusi terhadap risiko stunting. Untuk mencegah hal ini, diperlukan tindakan dalam bidang gizi, baik itu dalam hal asupan gizi mikro maupun gizi makro, dengan memberikan ASI eksklusif.

4.      Bayi tidak memperoleh ASI ekslusif

Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stunting. Pada bayi yang baru lahir hingga berusia enam bulan, ASI menyediakan kandungan nutrisi yang lengkap dan mudah diserap oleh tubuh, sehingga tidak membebani fungsi ginjal yang masih lemah pada periode tersebut. ASI juga mengandung sel darah putih yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.

5.      Tidak mendapatkan nutrisi yang baik ketika MPASI

Salah satu faktor penyebab stunting pada anak adalah kesalahan dalam memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Salah satu nutrisi yang sering kekurangan dalam MPASI adalah protein hewani, seperti daging merah, daging ayam, ikan, dan telur. Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan protein hewani terkait dengan masalah pertumbuhan fisik yang terganggu pada anak balita, termasuk stunting.

6.      Tidak melakukan imunisasi

Imunisasi pada anak memiliki manfaat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh secara optimal dan melindungi mereka dari berbagai penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Anak-anak yang tidak menerima imunisasi berisiko tinggi terkena penyakit berbahaya dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Hal ini menyebabkan seringnya mereka mengalami sakit dan pertumbuhan mereka tidak optimal, sehingga meningkatkan risiko terjadinya stunting.

7.      Kurangnya pengetahuan ibu dalam mengasuh dan memberi asupan gizi

Praktik pengasuhan yang tidak ideal dapat menjadi penyebab terjadinya stunting pada anak. Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi anak. Kurangnya pengetahuan ini kemudian menghasilkan kesalahan dalam pengasuhan, termasuk dalam hal pemenuhan gizi anak, seperti tidak memberikan ASI eksklusif, memberikan MPASI yang kurang bergizi, dan kurang menjaga kebersihan lingkungan dengan baik.

8.      Kemiskinan

Kemiskinan dan stunting memiliki hubungan yang saling memperkuat layaknya lingkaran yang sulit diputuskan. Keluarga yang hidup dalam kondisi kemiskinan tidak mampu memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak-anak mereka, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya stunting. Ketika anak-anak yang mengalami stunting tumbuh dewasa, mereka umumnya menghadapi masa depan yang kurang cerah, yang kemudian berkontribusi pada lingkaran kemiskinan yang terus berlanjut. Oleh karena itu, intervensi gizi dari pemerintah sangat diperlukan untuk memutuskan siklus yang berkelanjutan antara kemiskinan dan stunting.

9.      Buruknya sanitasi

Kebersihan, sanitasi, dan akses terhadap air bersih menjadi faktor penyebab stunting pada anak yang sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Hal ini dikarenakan lingkungan yang tidak bersih dan kurang higienis membuat anak-anak menjadi rentan terhadap penyakit infeksi berulang yang dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan mereka.

Dengan memahami beberapa faktor yang telah disebutkan, diharapkan para orang tua ataupun calon orang tua mampu mengidentifikasi dan mengambil langkah yang tepat dalam memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal hingga anak pun aman dari risiko stunting.

Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara rutin ke dokter anak, apalagi bila anak memiliki gangguan kesehatan ataupun gejala stunting. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.