Begadang sering kali menjadi solusi sementara untuk mengejar deadline atau menikmati waktu luang di malam hari. Begadang adalah suatu kebiasaan terjaga sampai larut malam. Ada beberapa aktivitas yang biasa dilakukan ketika begadang, mulai dari menyelesaikan pekerjaan agar siap di pagi hari, bermain game, menonton film atau pertandingan sepak bola maupun sekadar nongkrong bersama teman-teman.

Sayangnya, tidak banyak yang menyadari bahwa begadang memiliki konsekuensi yang lebih dari sekadar rasa kantuk di siang hari. Ada beberapa bahaya begadang terhadap kesehatan tubuh, salah satunya adalah dampak begadang terhadap peningkatan berat badan. Terdapat beberapa mekanisme di balik hubungan antara begadang dengan peningkatan berat badan, seperti gangguan hormon pengatur nafsu makan, melambatnya metabolisme, peningkatan konsumsi kalori serta aktivitas fisik yang menurun.

Berikut penjelasannya:

1. Gangguan hormon pengatur nafsu makan

Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon ghrelin dan leptin yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Ghrelin adalah hormon yang merangsang nafsu makan, sementara leptin memberi sinyal kepada otak bahwa tubuh sudah kenyang. Ketika seseorang kurang tidur, produksi ghrelin akan meningkat dan leptin menurun. Sehingga seseorang tersebut cenderung merasa lapar dan sulit merasa kenyang hingga dapat memicu makan berlebihan.

2. Metabolisme yang melambat

Kurang tidur dapat memperlambat metabolisme tubuh. Metabolisme yang lambat sama saja tubuh membakar kalori lebih sedikit untuk melakukan fungsi dasar sehari-hari sehingga mengakibatkan penambahan berat badan dari waktu ke waktu.

3. Peningkatan konsumsi kalori

Mayoritas orang yang begadang akan ditemani dengan camilan guna membantu melawan rasa kantuk. Padahal, camilan atau makanan ringan cenderung tinggi karbohidrat dan lemak. Sehingga orang yang begadang berpotensi mengonsumsi lebih banyak kalori karena begadang tidak bisa lepas dari kebiasaan makan malam yang tidak sehat. Hal tersebut tentunya dapat menambah asupan kalori harian secara signifikan.

4. Penurunan aktivitas fisik

Begadang juga dapat mengurangi energi dan motivasi untuk berolahraga. Rasa letih akibat kurang tidur menyebabkan tubuh lebih pasif pada keesokan harinya. Kurangnya aktivitas fisik tersebut tentunya berkontribusi dalam penambahan berat badan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Obesity oleh Patel dan Hu pada tahun 2008, menemukan hubungan yang signifikan antara durasi tidur dan berat badan. Penelitian ini menganalisis data dari ribuan peserta dan menunjukkan bahwa individu yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi obesitas bila dibandingkan dengan mereka yang tidur 7 – 8 jam per malam. Dari studi ini, dapat digarisbawahi pentingnya tidur yang cukup untuk mengatur berat badan dan menghindari obesitas.

Dampak buruk begadang bukan hanya masalah kurangnya energi di pagi hari, namun dampaknya yang lebih luas dan dapat mempengaruhi berat badan. Gangguan hormon, peningkatan konsumsi kalori, penurunan aktivitas fisik dan metabolisme yang melambat semuanya berkontribusi pada penambahan berat badan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pola tidur dan memastikan tubuh mendapatkan kualitas tidur yang cukup setiap malam demi menjaga berat badan dan kesehatan tubuh keseluruhan. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimana pun dan kapan pun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.