Mpox adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan ruam menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, dan energi rendah. Kebanyakan orang pulih sepenuhnya, namun beberapa dapat mengalami penyakit yang parah. Penyakit ini disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV), virus DNA untai ganda dari genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, yang juga mencakup variola dan cacar sapi. Ada dua klade virus: klade I (dengan subklade Ia dan Ib) dan klade II (dengan subklade IIa dan IIb). Wabah global klade IIb dimulai pada 2022 dan masih berlanjut, sementara klade Ia dan Ib meningkat di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara Afrika lainnya, dengan klade Ib juga terdeteksi di luar Afrika hingga Agustus 2024. Reservoir alami virus belum diketahui, namun mamalia kecil seperti tupai dan monyet yang dinilai rentan.

Virus cacar monyet pertama kali ditemukan di Denmark pada monyet pada tahun 1958. Kasus manusia pertama tercatat pada 1970 di Republik Demokratik Kongo. Setelah vaksinasi cacar dihentikan pada 1980, mpox tetap muncul di Afrika. Pada 2003, wabah di AS terkait dengan hewan liar yang diimpor, dan sejak 2005, ribuan kasus tercatat di Republik Demokratik Kongo. Mpox kembali muncul di Nigeria pada 2017 dan menyebar ke pelancong.

Wabah global besar terjadi pada Mei 2022, menyebar cepat ke Eropa, Amerika, dan seluruh dunia, terutama memengaruhi pria yang berhubungan seks dengan pria. Pada 2022, wabah juga muncul di kamp pengungsi di Sudan. Sejak 2022, kasus dan kematian meningkat di Republik Demokratik Kongo dengan varian baru klade I, klade Ib, menyebar ke negara lain. Hingga Agustus 2024, lebih dari 120 negara melaporkan lebih dari 100.000 kasus terkonfirmasi dan lebih dari 220 kematian.

Melansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia, bahwa mpox atau cacar monyet memiliki beberapa fakta penting, yaitu:

1. Penyebab dan Klade: Mpox, sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet. Mpox disebabkan oleh virus cacar monyet dari genus Orthopoxvirus. Ada dua klade virus: klade I (subklade Ia dan Ib) dan klade II (subklade IIa dan IIb). Wabah global mpox pada 2022–2023 disebabkan oleh galur klade IIb.

2. Ancaman Kesehatan Serius Saat Ini: Mpox tetap menjadi ancaman kesehatan dengan peningkatan kasus di Republik Demokratik Kongo dan negara lain, terutama oleh klade Ia dan Ib, yang menimbulkan kekhawatiran.

3. Vaksinasi: Terdapat vaksin mpox yang harus dipertimbangkan bersama dengan intervensi kesehatan masyarakat lainnya, serta mungkin pengelompokkan untuk kalangan yang berpotensi lebih besar guna mengendalikan penyebaran penyakit mpox ini.

4. Gejala: Mpox memiliki gejala umum berupa ruam kulit atau lesi mukosa yang berlangsung 2 – 4 minggu. Gejala tersebut juga dapat disertai demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, energi rendah dan pembengkakan kelenjar getah bening.

5. Penularan: Mpox dapat menular melalui beberapa cara, seperti kontak dekat dengan penderita, bahan atau benda yang terkontaminasi, serta hewan yang terinfeksi. Selain itu, mpox juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau ke bayi saat atau setelah melahirkan.

6. Perawatan: Pengobatan mpox terfokuskan pada perawatan suportif untuk gejala seperti nyeri dan demam, dengan memperhatikan pada nutrisi, hidrasi, perawatan kulit, pencegahan infeksi sekunder dan pengobatan infeksi penyerta, termasuk HIV bila ada.

Memperoleh vaksin mpox sangat membantu dalam mencegah infeksi (profilaksis prapajanan). Vaksin ini direkomendasikan kepada kelompok yang memiliki risiko tinggi terkena mpox terutama selama masa wabah berlangsung. Berikut beberapa kelompok yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi tertular mpox:

· Tenaga medis atau tenaga kesehatan.

· Orang yang tinggal bersama atau sangat dekat dengan penderita mpox, termasuk anak-anak.

· Orang yang memiliki banyak pasangan seks, termasuk pria dengan kelainan ketertarikan seksual (pria berhubungan seks dengan pria).

· Pekerja seks jenis kelamin apapun, baik pekerja maupun klien.

Mpox atau cacar monyet adalah penyakit yang berbahaya, sehingga sangat penting untuk melakukan upaya pencegahan mpox untuk menekan angka penyebaran. Dengan tidak melakukan kontak fisik dengan penderita mpox, tidak memiliki banyak pasangan seksual, tidak melakukan hubungan seksual sejenis, menghindari gigitan atau cakaran hewan dan senantiasa menjaga kebersihan diri, serta mengisolasi diri bagi penderita mpox, dapat membantu mencegah penularan penyakit mpox.

Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimana pun dan kapan pun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.