Ketika Si Kecil telah memasuki usia 6 bulan, MPASI atau makanan pendamping ASI sudah dapat diberikan untuk menunjang tumbuh kembangnya. Pemberian MPASI pada Si Kecil dapat dimulai dari pemberian makanan yang bertekstur lembut seperti bubur bayi. Dewasa ini, sudah banyak sekali pilihan bubur bayi instan yang dapat dibeli.

Tidak sedikit orang tua yang khawatir karena mengganggap bubur bayi instan tidak sehat karena mengandung bahan pengawet serta penambah rasa, sejatinya hal ini tidak sepenuhnya benar. Bila mengacu pada Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menerangkan, bahwa bubur bayi instan komersial harus diproduksi berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ketetapan tersebut mencakup standar keamanan, kebersihan dan kadar nutrisi yang dikandung dalam bubur bayi instan tersebut. Berikut kelebihan dan kekurangan bubur instan untuk bayi:

Kelebihan

1. Memiliki ragam nutrisi tambahan

Kebutuhan nutrisi Si Kecil akan meningkat seiring dengan bertambahnya usianya. ASI yang dikonsumsi Si Kecil hanya memberikan asupan zat besi sebesar 2 mg per harinya. Sedangkan bayi yang sudah menginjal usia 6 bulan, membutuhkan sekitar 11 mg zat besi setiap harinya.

Jadi, selain ASI, bayi juga harus mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI untuk memenuhi sisa nutrisi yang dibutuhkan seperti mengonsumsi sekitar 400 gram makanan yang kaya zat besi seperti daging sapid dan hati ayam. Akan tetapi, lambung bayi belum dapat menampung makanan dengan jumlah yang besar. Sehingga bubu bayi instan kerap menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan zat besi pada anak dengan cara yang mudah.

Bubur bayi instan sudah diberikan ragam nutrisi, salah satunya zat besi. Oleh karena itu, pada satu porsi bubur bayi instan umumnya mengandung lebih banyak zat besi bila dibandingkan dengan bubur bayi buatan sendiri.

2. Label nutrisi lebih jelas

Orang tua dapat lebih mudah mengetahui kandungan zat gizi pada produk bubur bayi. Karena nutrisi yang dikandung di dalamnya kerap tercantum dengan jelas pada label nutrisi di kemasannya, sehingga mempermudah orang tua untuk menyesuaikan nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil.

Kekurangan

1. Mengandung pengawet dan perasa buatan

Tidak menutup kemungkinan bubur bayi instan mengandung bahan pengawet agar lebih dapat tahan lama serta mengandung perasa buatan untuk memberikan rasa yang lebih enak. Kendati demikian orang tua tidak perlu khawatir, bahan pengawet dan perasa buatan masih berada dalam kadar yang aman, karena bubur bayi instan pasti memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM), termasuk penambahan bahan pengawet dan perasa buatan sehingga aman untuk dikonsumsi Si Kecil.

2. Nutrisi berkurang ketika proses produksi

Ketika proses produksi, tidak menutup kemungkinan nutrisi yang terkandung pada bubur bayi instan akan berkurang. Misalnya ketika berada dalam proses strilisasi untuk menghilangkan bakteri dalam bubur bayi instan, yang dapat mengurangi kadar beberapa jenis vitamin dan mineral pada kandungan bubur bayi tersebut.

3. Mengandung gula yang tinggi

Bubur bayi instan juga berpotensi mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Kadar gula yang terlalu tinggi berpotensi menyebabkan masalah kesehatan pada bayi di kemudian hari, seperti kerusakan gigi, hipertensi, obesitas hingga diabetes.

Bila mengacu pada rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa alangkah baiknya bayi hanya memperoleh 10% kebutuhan kalori harian dari gula. Jadi, akan lebih baik bila orang tua memilih bubur bayi instan yang mengandung kalori yang berasal dari gula di bawah 10%.

Berikut kelebihan dan kekurangan yang dimiliki bubur bayi instan. Setelah mengetahui hal tersebut orang tua menjadi lebih bijak dalam memilih MPASI terbaik untuk buah hatinya. Sesuaikan dengan kebutuhan nutrisi Si Kecil, juga akan lebih baik bila orang tua juga mengetahui kelebihan dan kekurangan bubur bayi buatan sendiri. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.