Rokok adalah pabrik bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Walaupun hanya sebesar jari kelingking dengan panjang antara 8 – 10 cm, lintingan yang berisi tambakau yang digulung dengan kertas atau daun atau kulit jagung tersebut mengandung banyak sekali bahan kimia berbahaya. Setelah ujung bagian depan rokok dibakar kemudian dihisap, mampu memberikan lebih dari 7.000 jenis bahan kimia dengan 400 diantaranya merupakan zat beracun dan 69 diantaranya mampu berakumulasi dalam tubuh hingga berpotensi mengakibatkan kanker atau bersifat karsinogenik.

Dari sekian banyak zat kimia yang terkandung dalam rokok, ada dua kandungan yang paling terkenal adalah tar dan nikotin. Berikut penjelasannya.

Tar

Tar merupakan zat kimia partikel padat atau solid carbon yang hanya dihasilkan ketika rokok sudah dibakar yang bersifat karsinogenik atau berpotensi meningkatkan risiko tumbuhnya sel-sel kanker dalam tubuh.

Tar yang dihisap akan mengendap di paru-paru. Endapan tar tersebut dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada paru-paru seperti kanker paru, bronkitis, emfisema dan PPOK dalam jangka panjang. Tar juga bisa masuk ke aliran darah serta mampu merusak kesehatan organ tubuh lainnya seperti penyakit jantung, kanker mulut, diabetes, penyakit gusi, dan kemandulan.

Tak hanya itu, tar dapat menumpuk dan menempel pada lapisan terluar gigi (email) hingga berwarna menjadi kekuningan atau kecoklatan. Gigi juga lebih berpotensi mengalami kerusakan bila tidak dirawat dengan benar.

Nikotin

Nikotin merupakan senyawa kimia alami yang terkandung dalam berbagai tumbuhan. Tidak hanya bersifat stimulant ringan, nikotin juga bersifat adiktif sehingga mampu memberikan efek ketergantungan yang mengakibatkan para perokok aktif kesulitan untuk meninggalkannya.

Memang, nikotin banyak terkandung dalam berbagai tumbuhan, misalnya rumpun solanacease, seperti kentang, tomat dan terung. Akan tetapi, tembakau merupakan tanaman dengan konsentrasi sumber nikotin paling tinggi.

Sejatinya, nikotin bukanlah penyebab utama penyakit yang dialami akibat rokok. UK Royal College of Physicians atau sebuah institusi medis di Inggris melakukan penelitian yang menghasilkan, bahwa nikotin bukan penyebab utama penyakit yang dialami akibat merokok, melainkan kandungan berbahaya lain dari asap rokok akibat pembakaran.

Penting untuk diketahui, bahwa nikotin sangat tidak dianjurkan bagi ibu hamil atau bagi anak dibawah usia 18 tahun. Ibu hamil yang terpapar nikotin dapat menyebabkan tumbuh kembang janin menjadi terhambat, juga memperbesar risiko potensi bayi lahir premature atau bayi lahir dengan berat badan rendah. Sementara itu, anak yang terpapar nikotin dapat terganggu perkembangan otaknya, juga mampu meningkatkan risiko munculnya perilaku yang impulsif dan gangguan mood.

Rokok, terutama nikotin, memang dapat merangsang otak untuk melepaskan hormon dopamine. Sehingga orang yang merokok dapat membuat perasaan lebih senang dan tenang untuk sementara waktu. Akan tetapi, rokok bukanlah sesuatu yang baik. Jangan pernah berpikir untuk mencoba rokok bagi yang belum merasakannya. Bila sudah terlanjur merokok, usahakan sebisa mungkin untuk mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Berhenti merokok bukanlah hal yang mudah, akan tetapi apa salahnya untuk dicoba agar tubuh menjadi lebih sehat dan aman dari ancaman berbagai penyakit. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.