Dalam bantuan hidup dasar (BHD), ada beberapa tindakan pertolongan yang dapat dilakukan yang tentunya sesuai dengan jenis kondisi emergency yang terjadi. Diantara beberapa tindakan pertolongan tersebut, salah satunya adalah resusitasi jantung paru (RJP).
Resusitasi jantung paru merupakan sebuah tindakan pertolongan yang dilakukan kepada korban kejadian atau kondisi emergency yang mengalami henti napas dan henti jantung. Kondisi tersebut dapat diakibatkan karena korban mengalami serangan jantung (heart attack), kecelakaan, tersengat alur listrik, tenggelam, keracunan dan lain-lain.
Bila napas dan denyut jantung berhenti, sirkulasi darah dan transportasi oksigen juga berhenti. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan organ-organ tubuh terutama organ vital akan mengalami kekurangan oksigen yang berakibat fatal dan mengalami kerusakan dalam waktu singkat.
Otak merupakan organ yang paling cepat mengalami kerusakan. Karena otak hanya mampu bertahan bila ada asupan oksigen dan glukosa. Apabila otak tidak mendapat asupan oksigen dan glukosa dalam waktu lebih dari 10, otak akan mengalami kematian secara permanen. Kematian otak dapat berarti pula kematian si korban. Oleh karena itu, korban yang mengalami henti napas dan henti jantung memiliki golden period atau waktu emas yang sangat berharga sebagai tindakan penyelamatan.
Ada tiga pedoman dalam melakukan resusitasi jantung paru, yaitu:
1.Circulation
Circulation adalah pengecekan arteri carotis communis yang tidak lebih dari 10 detik. Kompresi yang ada di dada memberikan aliran darah yang mampu meningkatkan tekanan intra thoracal dan langsung mengkompresi jantung. Kondisi ini menghasilkan pengiriman oksigen dan aliran darah ke otak dan miokardium.
Kompresi atau penekanan dada yang baik dan benar sangat berperan penting dalam memberikan aliran darah selama resusitasi jantung paru. Frekuensi kompresi dada yang efektif yaitu minimal 100 kali per menit dan maksimal 120 kali per menit yang dilakukan dengan kedalaman kompresi sekitar 5 – 6 cm, meminimalkan interupsi dan recoil yang sempurna. Recoil yang sempurna yaitu dinding dada kembali ke posisi normal sepenuhnya.
2.Airway
Airway merupakan pedoman yang dilakukan dalam resusitasi jantung paru untuk mengetahui ada atau tidaknya sumbatan pada saluran napas oleh benda asing. Jadi, bila ada benda asing yang menyumbat saluran pernapasan, maka dibersihkan terlebih dahulu. Setelah jalan napas sudah dipastikan terbebas dari sumbatan benda asing, umumnya korban tidak sadar otot-otot tonus menghilang, dan lidah serta epiglottis akan menutup faring dan laring. Ini termasuk salah satu penyebab sumbatan jalan napas.
Cara untuk membebaskan jalan napas oleh lidah pada korban adalah dengan mengadahkan kepala sembari menopang dagu (head tild – chin lift), lalu maneuver pendorongan mandibular (jaw thrust).
3.Breathing
Pedoman selanjutnya adalah breathing atau pernapasan. Pada pedoman ini, penolong harus memeriksa pernapasan penderita dengan melihat perkembangan mengembangnya dada korban, kemudian mendengarkan ada suara napas atau tidak. Lalukan prosedur ini tidak lebih dari 10 detik.
Bila korban tidak bernapas, berikan napas buatan dari mulut ke mulut atau mulut ke hidung, atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat pada tenggorokan) atau melalui kantung napas, dengan cara memberikan hembusan napas sebanyak 2 kali hembusan.
Tindakan resusitasi jantung paru yang diberikan pada korban dapat dihentikan bila telah menemukan kondisi berikut:
·Kembalinya denyut jantung dan napas spontan atau pasien memberikan gerakan spontan
·Keselataman penolong terancam
·Penolong kelelahan
·Korban alih rawat ke tempat perawatan
·DNR atau do not resuscitate
Bila tanda-tanda pasti kematian sudah ditemukan pada korban, seperti lebam mayat, kaku mayat atau pembusukan, maka bisa dipastikan bahwa korban sudah tidak dapat tertolong. Namun penting untuk diingat, hanya dokter yang berwenang untuk menyatakan bahwa korban meninggal dunia.
Jangan ragu untuk mempelajari atau mengikuti pelatihan langkah Bantuan Hidup Dasar, karena Bantuan Hidup Dasar merupakan edukasi penting yang tidak boleh dilewatkan.
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.