Dalam proses diagnosis sakit kepala, umumnya pasien akan diminta untuk menjelaskan tentang lokasi nyeri, karakteristik nyeri, tingkat keparahan nyeri, lama waktu berlangsungnya nyeri, gejala yang dirasakan serta faktor yang bisa memperburuk dan meredakan nyeri. Bila sakit kepala sering dirasakan atau terjadi secara berkala, pasien juga diminta untuk mendeskripsikan kapan biasanya rasa nyeri muncul.
Jika dari hasil penjelasan pasien tersebut memiliki dugaan bahwa sakit kepala diakibatkan oleh suatu penyakit, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa saja dilakukan oleh dokter, antara lain:
· Untuk memeriksa apakah ada infeksi yang dapat menjadi penyebab sakit kepala, dokter akan menyarankan pasien agar melakukan tes darah
· Untuk memeriksa apakah sakit kepala yang dialami diakibatkan oleh tumor atau kerusakan otak, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemindaian dengan CT scan atau MRI
· Untuk memeriksa apakah sakit kepala disebabkan oleh glaucoma atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan bola mata
· Untuk mengukur gelombang listrik pada otak bila sakit kepala disertai kejang, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan elektroensefalografi
· Dokter akan melakukan pungsi lumbal pada pasien dengan memeriksa sampel cairan otak dan saraf tulang belakang untuk mendeteksi adanya infeksi pada otak atau tidak
Metode pengobatan sakit kepala cukup beragam, karena pengobatan sakit kepala tergantung kepada apa yang menjadi penyebabnya. Pengobatan sakit kepala tersebut dapat berupa konsumsi obat-obatan hingga prosedur operasi.
Jika sakit kepala yang diderita tidak berbahaya dan tidak disertai dengan gejala lain yang juga berbahaya, sakit kepala dapat ditangani dengan mengonsumsi obat sakit kepala. Obat-obatan tersebut antara lain:
1. Obat antiinflamasi nonsteroid
Obat antiinflamasi nonsteroid atau OAINS termasuk obat yang paling umum digunakan dalam menangani sakit kepala. OAINS cukup banyak dijual bebas, seperti ibuprofen, aspirin dan naproxen.
2. Obat pereda nyeri
Tidak hanya OAINS, untuk mengobati sakit kepala juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol. Obat ini dapat membantu mengobati nyeri yang ditimbulkan akibat sakit kepala.
Untuk menghindari adanya efek samping yang terjadi akibat konsumsi obat secara berlebihan, penggunaan obat pereda nyeri harus tetap sesuai dengan anjuran dokter. walaupun obat sakit kepala dijual bebas dipasaran.
Dokter bisa saja meresepkan obat seperti sumatriptan dan ergotamine kepada pasien yang mengalami nyeri berulang yang tidak tertahankan akibat migrain. Selain mengatasi nyeri berulang dan mengatasi gejala migraine akut, obat tersebut dapat mencegah serangan migraine berulang.
Ada beberapa metode pengobatan sakit kepala lainnya untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala. Metode tersebut yaitu:
· Terapi fisik
· Terapi perilaku kognitif
· Suntik botox
· Operasi
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.