Diare merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh banyak orang. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti sering buang air besar, feses encer cenderung cair, mual, muntah dan dehidrasi. Sehingga, dibutuhkan penanganan dan pengobatan yang tepat dalam membantu menghindari penderitanya mengalami komplikasi diare yang serius.
Dalam penanganannya, pengobatan diare terbagi menjadi dua jenis, yaitu pengobatan atau terapi mandiri untuk diare ringan dan pengobatan yang dilakukan oleh dokter. Berikut penjelasannya:
Pengobatan secara mandiri
1. Mengonsumsi makanan yang tepat
Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita diare, seperti makanan yang lunak agar mempermudah proses pencernaan dan makanan yang mengandung banyak air, seperti sup.
Untuk mempercepat proses penyembuhan diare, dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen makanan seperti probiotik yang mengandung Lactobacillus achidophilus. Walaupun efektivitas probiotik dalam mengatasi diare masih belum bisa dipastikan secara jelas. Namun mengonsumsi probiotik dinilai mampu meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus.
Selain terdapat jenis makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita diare, ada juga beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh penderita diare. Jenis makanan yang harus dihindari selama diare, seperti makanan yang mengandung lemak yang tinggi, makanan berserat, makanan berbumbu menyengat hingga makanan pedas.
2. Rehidrasi
Pada penderita diare rehidrasi menjadi hal yang cukup penting dalam mencegah dehidrasi. Rehidrasi adalah menggantikan cairan yang hilang dan elektrolit pada tubuh yang dapat dilakukan dengan cara memperbanyak konsumsi cairan, seperti air putih, jus ataupun kaldu.
Jika diare terjadi pada bayi yang masih menyusui apalagi pada 6 bulan pertama, pemberian ASI pada bayi tersebut harus senantiasa terjaga. Karena ASI mampu memperkuat imun tubuh bayi untuk melawan virus dan bakteri. Kemudian pemberian oralit sangat disarankan untuk dilakukan bila diare terjadi pada anak-anak.
3. Mengonsumsi obat-obatan
Langkah pengobatan diare mandiri selanjutnya adalah dengan mengonsumsi obat anti diare. Obat anti diare bisa membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan memadatkan feses. Obat anti diare cukup mudah didapatkan karena obat tersebut dijual bebas dipasaran. Akan tetapi, walaupun obat anti diare termasuk ke dalam obat yang dijual bebas, dalam mengonsumsinya harus berdasarkan pada dosis yang dianjurkan yang tertera pada kemasan obat.
Pengobatan oleh dokter
Pengobatan diare oleh dokter dilakukan bila pengobatan diare yang dilakukan secara mandiri tidak efektif. Ada beberapa pengobatan yang mungkin akan dilakukan oleh dokter untuk menangani pasien diare, seperti:
· Jika diare yang terjadi diakibatkan oleh infeksi bakteri atau parasite, dokter dapat memberikan obat antibiotik atau antiparasit untuk menanganginya.
· Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meringankan gejala diare yang dialami pasien, seperti attapulgite dan kaolin.
· Jika diare yang terjadi menyebabkan dehidrasi berat, dokter akan memberikan cairan untuk menggantikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang akibat diare. Umumnya cairan ini akan diberikan lewat infus.
· Untuk kasus diare yang terjadi karena disebabkan oleh penyakit lain, dokter akan memberikan obat untuk mengendalikan penyakit tersebut.
· Bila diare yang terjadi diakibatkan oleh pengonsumsian obat tertentu, dokter akan menurunkan dosis atau mengganti obat yang menjadi penyebab diare tersebut.
Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter bila mengalami diare, terlebih lagi bila diare sudah berlangsung dalam waktu yang lama ataupun tidak kunjung mengalami perubahan setelah melakukan pengobatan mandiri.
Ketahui juga informasi seputar diare, penyebab dan gejala diare serta diagnosis dan komplikasi diare. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.