Penyakit menular akibat makanan adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman tertentu yang telah terkontaminasi mikroba, toksin, zat kimia berbahaya ataupun racun. Umumnya, penyakit menular akibat makanan disebabkan oleh bakteri Salmonella, Escherechia coli, Campylobacter, serta virus dan parasit.
Penyakit menular akibat makanan dapat menimbulkan gejala ringan hingga gejala parah, seperti diare, muntah, demam, kram perut, hingga menyebabkan kerusakan organ tubuh juga dapat menyebabkan kematian pada kasus yang sangat parah. Penyakit menular akibat makanan dapat dialami oleh siapapun. Akan tetapi ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi seseorang terserang penyakit menular akibat makanan, yaitu:
1. Lansia
Golongan lanjut usia cukup berpotensi terserang penyakit menular akibat makanan. Hal ini disebabkan karena seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh akan semakin sulit melawan infeksi dari kuman berbahaya.
2. Bayi dan anak-anak
Selain lansia, usia bayi dan anak-anak juga cukup berpotensi terserang penyakit menular akibat makanan. Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh pada bayi dan anak-anak belum terbentuk sepenuhnya.
3. Ibu hamil
Ibu hamil harus berhati-hati dengan penyakit menular akibat makanan. Karena masa kehamilan dapat berpengaruh pada kemampuan sistem imun tubuh dalam melawan infeksi penyakit.
4. Penderita penyakit kronis
Penderita penyakit kronis seperti penderita diabetes, kanker atau AIDS harus lebih berhati-hati. Karena memiliki potensi yang lebih rentan terkena penyakit akibat makanan.
Lalu, bagaimana diagnosis penyakit menular akibat makanan?
Biasanya, dokter akan mengawali diagnosis dengan memberikan beberapa pertanyaan ke pasien. Pertanyaan tersebut dapat berupa makanan apa yang dikonsumsi dalam beberapa waktu terakhir, gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien.
Selama proses diagnosis dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti mengecek tekanan darah, denyut nadi juga tanda-tanda fisik yang ada lainnya. Untuk memperoleh hasil diagnosis yang lebih akurat, dokter bisa saja melakukan beberapa tes tambahan kepada pasien, seperti:
· USG
· CT scan bagian perut
· Complete blood count atau tes hitung darah lengkap
· Tes fungsi hati
· Pengambilan sampel feses
· Tes kadar ammonia
Penting untuk diperhatikan, bila mengalami gejala seperti muntah, diare dan demam tinggi selama lebih dari 2 – 3 hari, segera larikan ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang optimal atau setidaknya melakukan pemeriksaan ke dokter. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.