Rabies, yang juga dikenal sebagai penyakit anjing gila, adalah sebuah kondisi penyakit menular akut yang menginfeksi sistem saraf pusat karena Lyssavirus yang termasuk dalam kategori penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Rabies terjadi karena infeksi virus Lyssavirus ,yang termasuk ke dalam keluaga Rhabdoviridae. Secara umum, virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi rabies. Selain itu, virus rabies juga dapat menular melalui jilatan hewan yang terinfeksi pada mulut, mata dan luka terbuka pada kulit manusia.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus rabies dapat menyebar ke otak melalui sel saraf, dan kemudian berkembang biak dengan cepat. Proses tersebut dapat menyebabkan peradangan parah pada otak dan saraf tulang belakang.
Virus rabies dapat menjadi sangat berbahaya apabila virus tersebut sudah menyerang otak. Virus dapat lebih cepat menyebar ke otak bila pasien digigit atau dicakar hewan di leher ataupun di area kepala. Apabila virus sudah menyerang otak, maka dapat memperburuk kondisi hingga mempercepat potensi kematian akibat virus rabies.
Umumnya, penularan virus rabies terjadi akibat melalui gigitan anjing. Di Indonesia sendiri, populasi anjing liar cukup banyak. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasikan tanda dan gejala anjing atau binatang lainnya yang terinfeksi virus rabies agar dapat menghindari risiko terkena penyakit ini.
Ada beberapa gejala rabies pada anjing yang perlu diwaspadai, yaitu:
· Air liur berlebih
· Mulut berbusa
· Agresif atau mudah menyerang orang
· Memiliki reaksi yang berlebihan terhadap cahaya dan suara
· Cenderung suka menyendiri di ruang yang gelap
· Tidak nafsu makan
· Demam
· Kejang
· Lemah
· Lumpuh
Dari beberapa gejala anjing rabies yang telah disebutkan, bahwa ada beberapa gejala rabies yang saling bertolak belakang. Hal tersebut disebabkan karena rabies tidak selamanya menyebabkan anjing menjadi lebih agresif atau lebih ganas. Karena rabies juga bisa menyebabkan anjing menjadi lebih lemah dan terlihat seperti pendiam.
Kemudian, ada beberapa jenis hewan yang dapat berpotensi membawa virus rabies dan menularkannya, seperti:
· Anjing
· Kucing
· Kelelawar
· Monyet
· Sigung
· Rakun
Rabies dapat dialami siapa saja apabila digigit, dicakar ataupun jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata ataupun luka yang terbuka. Namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang tertular rabies, antara lain:
· Bertempat tinggal di lingkungan dengan banyak hewan liar
· Bertempat tinggal di wilayah dengan sanitasi yang buruk
· Bekerja sebagai dokter hewan
· Bekerja di laboratorium yang meneliti virus rabies
· Melakukan aktivitas yang berisiko terjadi kontak dengan hewan liar, seperti mendaki gunung, menjelajahi gua ataupun berkemah
· Bertempat tinggal yang jauh dari tempat vaksinasi
Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.