Hari Kusta Sedunia, diperingati setiap tahun pada minggu terakhir bulan Januari yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 28 Januari. Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day (WLD) diperingati setiap tahunnya bertujuan guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit kusta. Tak hanya itu, Hari Kusta Sedunia juga menjadi momen yang tepat untuk menggaungkan diakhirinya stigma dan diskriminasi kepada para penderita kusta.

Kusta, atau lepra, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan dapat mempengaruhi kulit, saraf, dan organ tubuh. Penyakit ini menyebar melalui batuk atau bersin, walaupun tidak semua yang terpapar akan mengalami kusta. Ada dua bentuk utama kusta: tuberkuloid yang ringan dan menyebabkan bercak kulit hilang sensasi, dan lepromatous yang serius, mempengaruhi lebih banyak area dan merusak saraf.

Gejalanya meliputi bercak kulit tak sensitif, pembengkakan wajah, dan kerusakan saraf pada tangan dan kaki. Penting untuk diobati dini dengan antibiotik guna mencegah kerusakan parah. Meskipun serius, kusta dapat sembuh sepenuhnya dengan pengobatan yang tepat. Pencegahan melibatkan pengobatan dini dan pendidikan masyarakat untuk mengurangi stigma terhadap penderita kusta.

Mengutip dari laman World Health Orgaanization (WHO), peringatan Hari Kusta Sedunia (WLD) tahun 2024 ini bertemakan “Beat Leprosy” atau “Kalahkan Penyakit Kusta”. Tema ini diusung dengan merangkum dua tujuan, yakni menghapuskan stigma yang terkait dengan penyakit kusta dan meningkatkan martabat para penderita kusta.

Penyakit kusta sering kali disertai dengan stigma dan diskriminasi yang merugikan penderita secara fisik, emosional, dan sosial. Langkah pertama untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kusta, menyebarkan fakta yang benar dan menghilangkan mitos yang menyertai penyakit ini.

Penting untuk merancang kampanye edukasi yang mencakup aspek medis, penanganan, dan kesaksian penderita yang telah pulih. Dengan memberikan wawasan yang lebih baik, kita dapat mengubah persepsi negatif menjadi dukungan dan pengertian. Selain itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk melibatkan penderita dalam kegiatan sosial dan ekonomi komunitas.

Mendorong keterlibatan aktif penderita kusta dalam pembangunan masyarakat dapat membantu meningkatkan martabat mereka. Dengan menciptakan lingkungan inklusif, kita dapat menghapus stigma, memberikan dukungan psikososial, dan memberdayakan penderita kusta untuk meraih potensi penuh mereka. Hanya dengan bersama-sama, kita dapat memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari status kesehatannya, hidup dengan martabat dan bebas dari diskriminasi. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.