Alopecia merupakan penyakit autoimun yang dapat mengakibatkan penderitanya mengalami rambut rontok atau kebotakan. Salah satu tanda yang paling dominan pada penyakit ini adalah kulit kepala botak dengan bentuk pitak. Hal ini disebabkan karena alopecia menyerang hingga merusak folikel rambut. Biasanya, penyakit alopecia ini mulai diderita sebelum menginjak usia 30 tahun dan dapat diderita oleh semua jenis kelamin.
Penderita alopecia akan mengalami folikel rambut (tempat tumbuhnya rambut) yang mengecil serta menghentikan produksi rambut. Sehingga, penderita alopecia akan mengalami kerontokan rambut dan kebotakan, baik kebotakan pada sebagian kepala hingga menyeluruh. Proses ini dapat terjadi secara bertahap ataupun secara tibatiba.
Pada dasarnya, rambut manusia dapat rontok sekitar 50 – 100 helai per hari. Seseorang dapat dikatakan mengalami alopecia, apabila jumlah rambut rontok lebih banyak dari jumlah rambut yang tumbuh. Penyakit alopecia terbagi menjadi 3 jenis bila mengacu pada gejalanya, yaitu:
·Alopecia areata: yaitu kebotakan yang terjadi pada bagian tertentu di kepala
·Alopecia totalis: botak secara menyeluruh di bagian kulit kepala
·Alopecia universalis: rontok atau kehilangan semua rambut pada tubuh
Walaupun alopecia memiliki gejala utama kerontokan rambut, akan tetapi alopecia juga memiliki gejala lain, diantaranya:
·Rambut rontok di bagian tertentu
·Terdapat rambut yang tumbuh kembali, namun mengalami kerontokan di bagian lain
·Kehilangan banyak rambut dalam waktu yang cukup singkat
·Rambut lebih mudah rontok dalam suhu atau cuaca dingin
·Kuku menjadi merah, rapuh dan berlubang, baik pada tangan ataupun kaki
Pada beberapa penderita alopecia, akan mengalami gatal, kesemutan hingga rasa terbakar pada kulit sebelum rambut rontok. Namun, akan terasa halus, tanpa ruam atau kemerahan pada bagian yang telah mengalami kebotakan.
Seringkali faktor genetik yang menjadi pemicu kerontokan rambut menjadi penyebab alopecia. Namun, terdapat faktor lain yang bisa menjadi penyebab alopecia, khususnya alopecia areata, seperti:
·Memiliki riwayat keluarga dengan alopecia
·Hormon
·Anemia pernisiosa
·Asma
·Penyakit tiroid
·Vitiligo
·Alergi musiman
·Masalah psikologis (stres, depresi, cemas atau paranoid)
·Memiliki kebiasaan mencabut rambut
·Efek samping obat-obatan tertentu
Ada pula faktor penunjang yang dapat meningkatkan risiko mengalami alopecia, seperti:
·Faktor genetik
·Usia di atas 50 tahun
·Wanita yang telah memasuki masa menopause
·Kurang gizi
·Menderita penyakit tertentu (diabetes, lupus, dan lichen planus)
·Memiliki bentuk, warna, tekstur atau ketebalan kuku yang abnormal
Dalam mendiagnosis penyakit ini, biasanya dokter kulit akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti pada daerah mana saja yang mengalami kerontokan dan gejala apa saja yang dialami. Kemudian, dokter akan melakukan pengetesan seperti menarik sehelai rambut dekat dengan area yang pitak. Dengan tujuan menentukan apakah terdapat kelainan strukturpada akar atau batang rambut. Bila pemeriksaan dirasa belum mencukupi, dokter akan menyarankan penderita alopecia untuk menjalani biopsi kulit kepala guna memastikan diagnosis tersebut lalu diperiksa di laboratorium.
Alopecia atau kebotakan biasanya bersifat sementara dan rambut akan tumbuh kembali secara normal bila penyebabnya diatasi dengan baik. Akan tetapi, mayoritas kasus memperlihatkan bahwa penyakit alopecia atau kebotakan tidak dapat dihindari seiring bertambahnya usia seseorang. Ketahui pula bagaimana tips mengatasi masalah kebotakan dengan benar, sebagai langkah lain untuk antisipasi alopecia. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.