HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Tidak sedikit orang yang belum mengetahui apa itu HIV AIDS dengan benar, sehingga tidak sedikit orang yang memiliki anggapan yang salah dan beredarnya mitos maupun fakta seputar HIV AIDS yang belum tentu jelas kebenarannya.
Edukasi yang tepat seputar HIV AIDS dirasa penting, karena pemahaman yang salah seputar HIV AIDS berpotensi menimbulkan mitos yang tidak sesuai faktanya. Oleh karena itu, mitos-mitos yang tersebar seputar HIV AIDS perlu diluruskan dengan fakta yang sebenarnya agar masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi penyakit ini.
Berikut mitos yang banyak tersebar beserta penjelasan faktanya:
1. Mitos: Virus HIV dapat menular jika berdekatan dengan penderita HIV AIDS.
Fakta: Virus HIV tidak menular jika berdekatan dengan penderita HIV AIDS. Bahkan virus HIV tidak menular melalui sentuhan kulit, seperti berjabat tangan atau berpelukan. Serta virus HIV juga tidak menular melalui keringat atau air liur yang keluar ketika penderita HIV bersin ataupun batuk, juga tidak menular melalui pemakaian toilet umum, alat makan, kolam renang dan gigitan nyamuk.
Cara penularan HIV ke dalam tubuh manusia hanya terjadi karena beberapa hal, seperti melalui hubungan seksual yang tidak aman (bergonta-ganti pasangan seksual ataupun seks tanpa kondom), melalui jarum suntik yang digunakan secara bersama serta transfuse darah.
2. Mitos: HIV lebih berpotensi menular pada pasangan homoseksual pria, sehingga pasangan heteroseksual tidak perlu khawatir akan HIV.
Fakta : Memang, seks anal yang dilakukan sesama pria homoseksual memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menularkan virus HIV. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengartikan bahwa pasangan heteroseksual tidak memiliki risiko tertular HIV melalui hubungan seks. Terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa angka penularan HIV pada pria homoseksual maupun heteroseksual tidak jauh berbeda. Artinya, hubungan seksual tidak aman yang dilakukan oleh pasangan heteroseksual juga berpotensi menularkan HIV.
3. Mitos: Penderita HIV tidak bisa memiliki anak.
Fakta: Pria yang menderita HIV namun melakukan pengobatan secara rutin hingga jumlah virus dalam darahnya sangat rendah, memiliki risiko penularan HIV ke istri dan anaknya menjadi sangat rendah bahkan hampir mencapai nol. Kemudian, wanita yang menderita HIV namun rutin mengonsumsi obat antiretroviral mampu menurunkan risiko virus HIV menular kepada bayi ketika melahirkan ataupu ketika menyusui.
Hal tersebut dapat mengartikan bahwa penderita HIV tetap bisa memiliki keturunan.
4. Mitos: Jika seseorang tidak mengalami gejala HIV AIDS, berarti tidak memiliki virus HIV dalam tubuhnya.
Fakta: Virus HIV dapat menginfeksi ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan gejala hingga selama 10 – 15 tahun. Oleh karena itu, orang yang tidak memiliki gejala HIV bukan berarti tidak memiliki virus HIV dalam tubuhnya.
Edukasi yang tepat serta fakta seputar HIV bermanfaat dalam meluruskan ragam mitos yang salah tentang HIV. Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter jika mengalami gejala yang diduga infeksi virus HIV agar mendapatkan penanganan yang optimal. Ketahui juga mitos dan fakta seputar HIV bagian 2. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.