HIV atau Human Immunodeficiency Virus menjadi virus yang menakutkan oleh banyak orang. Karena HIV merupakan virus yang menyerang sel limfosid dan sel makrofag yang bekerja sebagai sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih rentan atau lebih lemah terserang bakteri, jamur, virus ataupun penyakit lainnya. Hingga saat ini masih belum ada obat yang mampu menyembuhkan HIV secara menyeluruh. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang takut terinfeksi HIV.

Kurangnya edukasi ataupun pemahaman tentang HIV, menyebabkan banyaknya ragam mitos yang beredar tentang HIV AIDS di tengah masyarakat. Padahal, mitos tersebut belum tentu benar sesuai fakta yang sebenarnya.

Berikut mitos-mitos yang banyak beredar di tengah masyarakat tentang HIV beserta penjelasan faktanya:

1. Mitos: Penderita HIV belum tentu menderita AIDS.

Fakta: HIV merupakan virus yang menjadi penyebab utama AIDS. Apabila penderita HIV tidak menjalani pengobatan, infeksi virus HIV dapat berkembang menjadi AIDS dalam kurun waktu 10 – 15 tahun. AIDS atau Acquired Immunodeficiency Virus merupakan kondisi ketika penderita HIV mulai mengalami berbagai penyakit infeksi karena daya tahan tubuh yang melemah. Biasanya, penderita AIDS mengalami penurunan berat badan drastis, demam serta diare dalam waktu yang lama, juga ragam infeksi berat lainnya.

Namun, penderita HIV yang melakukan pengobatan secara rutin dan menerapkan pola hidup sehat dalam waktu yang lama dan tidak mengalami AIDS.

2. Mitos: Seks oral tidak menyebarkan virus HIV.

Fakta: Penularan HIV melalui seks oral memiliki kemungkinan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan seks anal atau vaginal. Akan tetapi, pasangan yang melakukan seks oral juga tetap berpotensi menularkan HIV jika dilakukan tanpa dilindungi kondom.

Di sisi lain, potensi penularan HIV bisa lebih tinggi jika pelaku seks oral sedang memiliki luka atau sariawan di mulut juga apabila penerima seks oral memiliki luka di kelamin.

3. Mitos: HIV adalah vonis mati.

Fakta: Hingga saat ini masih belum ada obat yang mampu membunuh virus HIV sepenuhnya. Akan tetapi, replikasi atau perkembangbiakan virus HIV dapat diperlambat dengan mengonsumsi obat antiretroviral.

Kemudian, jika penderita HIV rutin melakukan pengobatan dan memiliki jumlah virus yang sangat rendah di tubuhnya bahkan tidak terdeteksi lagi di dalam darah. Jika jumlah virus semakin sedikit, maka akan semakin baik ketahanan tubuhnya.

4. Mitos: Seseorang dapat berhubungan seks tanpa proteksi jika memiliki hasil tes HIV negatif.

Fakta: Tes HIV bekerja dengan cara mendeteksi antibodi khusus yang dihasilkan oleh sel darah putih guna melawan virus HIV. Sehingga, jika hasil tes HIV memberikan hasil negatif, artinya seseorang tersebut tidak mempunyai antibodi terhadap HIV. Akan tetapi, seseorang tersebut tidak berarti tidak memiliki virus HIV di tubuhnya. Pasalnya dalam beberapa kasus, dibutuhkan waktu sekitar 1 – 3 bulan sebelum antibodi HIV yang diproduksi tubuh dapat terdeteksi. Sehingga, memakai kondom ketika berhubungan seks masih menjadi cara terbaik dalam mencegah penularan virus HIV, sekalipun dari orang yang memiliki hasil tes HIV negatif.

Beberapa fakta yang telah disebutkan dapat menjadi jawaban atas mitos perihal HIV yang banyak beredar di masyarakat. Diharapkan setelah mengetahui mitos dan fakta seputar HIV AIDS, tidak perlu khawatir lagi untuk hidup berdampingan dengan penderita HIV AIDS. Ingat, jauhi penyakitnya, bukan orangnya. Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.