Sunat yang juga akrab dikenal dengan istilah khitan, atau dalam istilah medis disebut dengan circumcision (sirkumsisi) merupakan prodesur bedah yang melibatkan pengangkatan sebagian atau memotong kulit (kulup) yang menutupi ujung penis pria. Prosedur ini dapat dilakukan pada bayi, anak-anak bahkan dewasa.

Umumnya, sunat dilakukan ketika masih bayi atau masa kanak-kanak. Karena bila sunat dilakukan di usia yang terlalu tua, maka prosedur sunat yang dilakukan menjadi semakin rumit dan biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses penyembuhannya. Di Indonesia, sunat atau khitan umum dilakukan saat anak mulai memasuki masa usia sekolah dasar atau berusia 6 – 10 tahun. Memang, awalnya sunat dilakukan atas dasar agama dan budaya. Namun seiring berjalannya waktu prosedur sunat mulai banyak dilakukan dengan tujuan kesehatan, seperti menjaga kesehatan dan kebersihan alat kelamin pria, bahkan sunat menjadi salah satu upaya menekan risiko infeksi HIV.

Seperti yang telah disebutkan bahwa sunat memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh bila melakukan prosedur sunat:

· Mencegah terjadinya infeksi saluran kemih

· Menekan risiko terinfeksi IMS atau infeksi menular seksual

· Mengurangi risiko kanker penis

· Mencegah risiko kanker serviks pada pasangan

· Memudahkan menjaga kebersihan penis, terutama kepala penis

Tidak hanya itu, ternyata prosedur sunat juga dapat dianjurkan oleh dokter pada kondisi tertentu untuk menangani penyakit yang sudah tidak dapat ditangani dengan metode pengobatan lain. Beberapa penyakit tersebut antara lain:

· Balanitis atau radang kulup penis

· Balanopostitis atau radang pada kulup dan kepala penis

· Fimosis atau kulit kepala penis melekat erat ke kepala penis

· Parafimosis atau kulup penis tidak dapat dikembalikan ke posisi awal setelah ditarik ke belakang

Manfaat sunat atau khitan secara medis telah terkonfirmasi melalui beberapa penelitian. Salah satu penelitian yang signifikan adalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2012. Penelitan tersebut menyimpulkan bahwa sunat pada pria dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, misal HIV, herpes genital dan kanker penis.

Penelitian lain yang juga menegaskan tentang manfaat sunat adalah penelitan Male Circumcision and the Risk of Prostate Cancer. Studi ini menyimpulkan bahwa sunat pada pria dapat berkaitan dengan pengurangan risiko kanker prostat.

Sunat merupakan keputusan yang pribadi dan berkaitan dengan keyakinan, agama, budaya serta preferensi individu dan keluarga. Penting juga untuk mempertimbangkan aspek etika dan hak asasi manusia sebelum melakukan prosedur sunat, juga penting untuk memahami kontraindikasi dan komplikasi sunat yang mungkin terjadi.

Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.