Sunat atau khitan, atau dalam bahasa medis disebut dengan sirkumsisi (circumcision) merupakan prosedur bedah yang umum dilakukan pada pria dengan tujuan medis ataupun keagamaan. Walaupun sunat dianggap sebagai prosedur yang aman, seperti halnya tindakan medis lainnya, tetap ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan prosedur sunat. Sehingga perlu untuk membahas beberapa hal yang harus diperhatikan terkait sunat, seperti kemungkinan adanya kontraindikasi maupun komplikasi yang mungkin terjadi.

Sebelum membahas lebih lanjut perihal kontraindikasi dan komplikasi yang mungkin terjadi, hal yang penting untuk diingat bahwa pembahasan dan informasi ini bukan untuk mengintimidasi. Namun untuk memberikan pemahaman yang lebih luas tentang prosedur ini dan memastikan bahwa keputusan yang diambil selalu mengacu pada konsultasi kesehatan yang dilakukan dengan profesional medis yang berkualifikasi.

Pastinya, pasien perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan prosedur sunat. Karena biasanya dokter tidak menyarankan prosedur sunat apabila pasien mengalami beberapa kondisi, seperti:

· Menderita hipospadia dan epispadia, atau penis mengalami kelainan pada posisi saluran dan lubang kencing

· Mikropenis atau memiliki penis dengan ukuran yang kecil

· Memiliki kelainan bentuk penis

· Ambiguous genitalia atau memiliki kelamin ganda

· Menderita gangguan dalam pembekuan darah

Selain itu, prosedur sunat juga akan ditunda pada bayi dengan kelahiran prematur. Penundaan sunat pada bayi prematur dilakukan hingga bayi tumbuh lebih besar dan mempunyai berat badan yang memadai.

Sebagaimana prosedur tindakan medis yang lainnya, umumnya sunat merupakan prosedur yang aman untuk dijalani. Akan tetapi, ada beberapa komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada orang yang melakukan prosedur sunat, walaupun komplikasi tersebut cukup jarang terjadi:

· Pendarahan dan infeksi pada area penis yang disunat

· Iritasi, nyeri atau cedera pada penis

· Meatitis atau terjadi peradangan pada lubang area kencing

· Kulup atau kulit kepala penis yang dibuang terlalu panjang aatau terlalu pendek

· Proses penyembuhan sunat terlalu lama

· Kulit pada bekas luka sunat menjadi keras

· Adanya saluran yang tidak normal pada lubang uretra atau fistula uretra

· Perlu dilakukan kembali prosedur sunat

· Sensitivitas kepala penis berkurang ketika berhubungan seksual

Kemudian, jangan tunda waktu untuk melakukan pemeriksaan ke dokter apabila selama masa penyembuhan sunat mengalami beberapa keluhan, seperti:

· Terjadi pendarahan yang tidak berhenti

· Demam

· Penis membengkak dan memerah yang kian memburuk

· Tidak bisa buang air kecil atau aliran urin tersendat

· Terdapat cairan atau nanah yang keluar dari sayatan pada penis

Walaupun setiap prosedur sunat memiliki risiko, akan tetapi sunat tetap menjadi pilihan yang sering dipilih dan dianggap aman dalam banyak kasus. Komplikasi yang mungkin terjadi pasca menjalani prosedur sunat pun cukup jarang terjadi, dan komplikasi yang mungkin dialami pun tidak lebih besar dari banyaknya manfaat sunat yang akan diperoleh.

Download aplikasi IHC Telemed di App Store dan Google Play dan nikmati layanan konsultasi langsung dengan dokter IHC dimanapun dan kapanpun. IHC Telemed, sehat dalam genggaman.